Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (17/5), Pompeo mengatakan, setiap tindakan yang melanggar otonomi Hong Kong dapat mempengaruhi penilaian AS terhadap status wilayah tersebut.
"Para jurnalis ini adalah anggota pers bebas, bukan kader propaganda, dan laporan mereka yang berharga memberi informasi kepada warga China dan dunia," ujar Pompeo seperti dilansir
CNA.
Pada 1997, Inggris sendiri sudah mengembalikan Hong Kong ke China. Wilayah tersebut kemudian diberikan otonomi tingkat tinggi selama 50 tahun, yang kemudian membuat Hong Kong berkembang menjadi pusat keuangan dunia.
Di sisi lain, Amerika Serikat dan China terlibat perseteruan, khsususnya dalam penanganan awal wabah virus corona baru. Di mana Pompeo dan Presiden Donald Trump sangat vokal untuk menyalahkan China.
Pompeo pada 6 Mei juga mengatakan bahwa Departemen Luar Negeri menunda laporan kepada Kongres untuk menilai apakah Hong Kong mendapatkan otonomi yang cukup dari China.
Pompeo mengatakan pada saat itu penundaan tersebut untuk memungkinkan laporan untuk mempertanggungjawabkan tindakan apa pun yang mungkin dipertimbangkan oleh Beijing menjelang Kongres Rakyat Nasional China 22 Mei.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: