Dokumen yang diterbitkan oleh pers nasional itu sekaligus sebagai bentuk penyangkalan yang tak terbantahkan atas serangan utama dari Pemerintah Amerika Serikat dan agen spionase.
AS diduga mempekerjakan tentara bayaran untuk mengganggu keamanan Kuba, terutama setelah serangan baru-baru ini terhadap kedutaan besar di Washington pada 30 April lalu.
Kerusakan-kerusakan terhadap kedutaan, konsulat, delegasi dan kantor komersial, pejabat, rumah dan mobil, artistik, olahraga dan perwakilan siswa, semuanya ada dalam dokumentasi.
Serangan yang dilakukan AS menimbulkan banyak kerugian, membuat keadaan tidak aman dan penuh teror. Pesawat dan kapal laut, maskapai penerbangan, agen perjalanan dan kargo, misi sipil, termasuk pejabat Kuba dan keluarga mereka, lembaga ramah dan pendukung Revolusi, serta warga negara lain yang memiliki hubungan dengan Kuba, juga menjadi sasaran serangan, seperti dikutip dari
Prensa Latina, Senin (18/5).
Cihse juga mencatat, tindakan yang dikompilasi sepanjang 1959-2018, menewaskan 365 orang dan 721 lainnya cedera dalam aksi teror terhadap perwakilan yang berada di luar batas udara dan maritim Kuba.
"Dokumen tersebut mencakup beberapa peristiwa paling penting dalam sejarah panjang serangan terhadap rakyat Kuba, panggilan mereka untuk solidaritas manusia dan kolaborasi mereka yang tidak tertarik dengan negara-negara terbelakang lainnya di Asia, Afrika, Amerika Latin dan Karibia, isi pernyataan Cihse.
Di antara beberapa kasus penyerangan itu antara lain, serangan terhadap konsulat Kuba di New York pada 1 April 1959, ledakan kapal uap Prancis La Coubre pada 4 Maret 1960, dan serangan terhadap kantor-kantor maskapai penerbangan Kuba Aviation dan Habano Tobacco Propaganda dan Komisi Pertahanan di Miami, pada 14 Oktober 1960.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: