Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sekjen PBB: Pandemik Covid-19 Menyentak Kesadaran Kita Dan Menghasilkan Kondisi Yang Jauh Berbeda Setelahnya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 19 Mei 2020, 10:59 WIB
Sekjen PBB: Pandemik Covid-19 Menyentak Kesadaran Kita Dan Menghasilkan Kondisi Yang Jauh Berbeda Setelahnya
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, berbicara pada pembukaan sidang WHA
rmol news logo Pandemik Covid-19 menjadi tantangan besar bagi semua negara di masa ini dan seharusnya dipandang sebagai kesadaran serentak  bagi dunia untuk lebih bersatu dalam menghadapi krisis.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, berbicara dalam forum virtual Majelis Kesehatan Dunia (WHA), yang digelar dari Jenewa, Swiss, Senin (18/5).

Ia menegaskan, ketika setiap negara mementingkan bangsa sendiri dalam upaya mengatasi pandemik,  maka sikap dan perilaku unilateral semacam itu hanya bisa dihindari dengan solidaritas bersama untuk membangun dunia yang lebih baik.
"Covid-19 menyentak kesadaran kita. Sekarang saatnya mengakhiri keangkuhan sektoral," kata Guterres, dari siaran video sidang WHA pada laman resmi WHO, Senin (18/5).

Ia mengecam negara tertentu yang keberatan menggalang pendekatan kerja sama.

"Kita melihat adanya solidaritas dalam krisis-krisis dunia sebelumnya, tapi kesatuan langkah dalam menanggapi Covid-19 sungguh minim. Banyak negara menempuh strategi berbeda, tak jarang kontradiktif, sehingga kita semua harus membayar harga yang mahal. Banyak negara juga mengabaikan rekomendasi WHO, sehingga virus menyebar ke seluruh dunia,"  katanya.

Hadir dalam forum internasional virtual 41 negara, termasuk Indonesia yang mengajukan rancangan resolusi untuk dipertimbangkan dalam forum besar WHA, yang berlangsung pada 18-19 Mei 2020.

Pandemik akan menghasilkan kondisi yang jauh berbeda. Dunia tidak akan sama setelah pandemi dilewati, lanjut Guterres.

"Pasti berbeda. Namun, lebih baik atau lebih buruk adalah pertanyaan yang hanya bisa dijawab dalam koridor multilateralisme," kata Mantan Perdana Menteri Portugal ini.

Dunia bertekuk lutut karena pandemik ini. Kemajuan ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologi menjadi tak berarti di hadapan virus corona baru.

Begitu juga dengan sistem kesehatan dunia yang tak berkutik. Lembaga-lembaga internasional tak berkutik. Penanganan krisis iklim, keamanan siber, dan bahkan dialog denuklirisasi, semua  membeku seketika.

Ekonomi pun terjun bebas, mencapai resesi yang mengerikan.  

Tak ada yang bisa dilakukan oleh negara manapun dalam menangani pandemik ini sendirian. Kerja sama tingkat global menjadi solusi mutlak. Bersatu teguh atau tercerai-berai.

"Kecuali kita mengendalikan penyebaran virus bersama-sama, dunia tidak akan pulih seperti sediakala," tegas Guterres,.

Prinsip kerja sama justru menghadirkan peluang untuk membangun dunia yang lebih baik. Guterres menyoroti perubahan tata kelola krisis iklim dan jaring pengaman sosial yang dianggap masih lemah.

"Kita harus melompat ke masa depan energi bersih, inklusif, dan setara. Kita juga bisa merancang jaring pengaman lebih kuat, termasuk dalam penanganan kesehatan universal," tegasnya.

Guterres juga mengimbau kepada negara manapun yang menemukan vaksin  diharapkan menyediakan akses setara, terbuka, dan dengan harga terjangkau untuk seluruh masyarakat dunia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA