Para pendukung Partai Keadilan dan Pembangunan Turki (AKP) lah yang ternyata sudah menebar rumor tersebut. AKP yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan membuat konspirasi tersebut dengan bekerja sama dengan media pro pemerintah.
Melalui tagar di media sosial, para anggota AKP menuding para tokoh oposisi akan membunuh dan melakukan pemerkosaan, seperti dilansir
Ahval News.
Pada 4 Mei, Erdogan mengungkapkan bahwa para oposisi, termasuk Partai Rakyat Republik (CHP), "merindukan" kudeta. Ia juga menuding partai oposisi utama tersebut berusaha untuk merebut kekuasaan melalui kudeta.
Seiring dengan pernyataan Erdogan, tokoh media pro pemerintah, Sevda Noyan pada Jumat lalu (15/5) mengatakan, ia bisa mengambil 50 orang dari keluarganya untuk mendukung Erdogan jika memang terjadi kudeta.
Jurnalis pro Erdogan, Fatih Teszan, juga tidak kalah vokal. Ia menggemakan sikap yang serupa pada Senin (11/5) melalui video yang ia bagikan secara online.
"Darah jutaan orang akan tumpah untuk setetes darah Erdogan," ujar Tezcan.
Ada pun para tokoh oposisi yang ditargetkan oleh para pendukung Erdogan di antaranya termasuk Walikota Istanbul, Ekrem Imamoğlu; Pemimpin CHP, Kemal Kılıçdaroğlu; Ketua CHP Istanbul, Canan Kaftancıoğlu; mantan Ketua Partai Demokrasi Rakyat Pro-Kurdi (HDP), Figen Yüksekdağ; dan jurnalis, Nevşin Mengü.
Akibat dari rumor ini, Erdogan berhasil memecat lima walikota dari HDP pada Jumat (15/5) dan menggantikan mereka.
Wakil Ketua HDP, Mithat Sancar kemudian mengutuk tindakan para pendukung Erdogan tersebut.
"Pemerintah, mencoba menggambarkan dirinya sebagai korban dengan menyebarkan desas-desus tentang kudeta, menunjuk lima wali lain ke kota kami dan bahkan melalulkan kudeta," ujar Sancar.
"Penunjukkan wali adalah contoh paling keras, paling jelas dari permusuhan terhadap Kurdi," tekannya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: