Dari total 52 ribu staf di seluruh dunia, manajemen harus memangkas sekitar sembilan ribu pekerja secara global.
Rolls Royce merupakan perusahaan yang menyuplai mesin pesawat berbadan lebar seperti Boeing 787 dan Airbus A350.
“Mayoritas pemangkasan pekerja ini akan mengenai unit bisnis penerbangan sipil dan fungsi dukungannya,†isi pernyataan manajemen perusahaan seperti dikutip dari
Channel News Asia, Rabu (20/5).
Pemangkasan, yang dilakukan dengan berat hati itu, setidaknya bisa membuat perusahaan menghemat sekitar 1.3 miliar pound sterling atau sekitar Rp23.4 triliun per tahun.
Roll Royce telah mengajukan biaya restrukturisasi yang mencapai 800 juta pound sterling atau sekitar Rp14.4 triliun.
Pembatasan perjalanan dan penguncian karena wabah virus corona membuat aktivitas penerbangan udara merosot tajam sejak Maret 2020. Hal ini berdampak pada aktivitas perusahaan penerbangan, yang mengistirahatkan armadanya di berbagai lokasi bandara.
Kemudian, jumlah pemesanan pesawat baru untuk 2020 ini sangat menurun sehingga berdampak pada penurunan pendapatan Rolls Royce, yang bermarkas di Derby Englan.
Sekitar dua per tiga pekerjaan unit penerbangan sipil berada di Inggris.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.