Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gelapkan Dana Pembelian Ventilator, Menkes Bolivia Dipecat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 21 Mei 2020, 09:38 WIB
Gelapkan Dana Pembelian Ventilator, Menkes Bolivia Dipecat
Menteri Kesehatan Bolivia, Marcelo Navajas/Net
rmol news logo Menteri Kesehatan Bolivia, Marcelo Navajas dipecat setelah terlibat dalam skema kickback atau penggelapan dana untuk pembelian 170 ventilator dari Spanyol.

Rabu (20/5), Presiden sementara Jeanine Anez memecat Navajaz yang telah ditangkap sehari sebelumnya oleh polisi. Demikian yang disampaikan oleh Menteri Komunikasi Isabel Fernandez.
 
"Presiden telah memutuskan untuk menghapus Marcelo Navajas sebagai Menteri Kesehatan untuk menghindari campur tangan dalam pekerjaan keadilan (departemen) dan menghalangi penyelidikan," ujar Fernandez seperti dimuat CGTN.

Fernandez menyampaikan, Wakil Menteri Kesehatan Eydi Roca akan sementara mengisi posisi itu Navajas. Sementara para pejabat lain yang juga sedang diselidiki karena ikut serta dalam skema tersebut telah dipecat.

Pada Senin (18/5), dua pejabat ditangkap, termasuk Kepala Departemen Hukum Kementerian Kesehatan, Fernando Valenzuela dan Direktur Umum Eksekutif AISEM, Giovani Pacheco.

Selain itu, dua penasihat dari Inter-American Development Bank (IDB), yang menyetujui pembelian, juga ditangkap pada hari Rabu (20/5).

Menteri Kehakiman Alvaro Coimbra berjanji tidak akan ada impunitas.
 
"Tidak masalah apakah (tertuduh) adalah menteri, wakil menteri atau direktur, mereka akan diadili," tegasnya.

Skandal itu muncul setelah pejabat Bolivia membeli 170 respirator darurat dari perusahaan Spanyol GPA Innova, menggunakan dana IDB. Ventilator tersebut digunakan untuk menangani pasien Covid-19.

Menurut laporan pers, untuk harga satu ventilator tersebut adalah 27.683 dolar AS. Insiden ini tak ayal memicu kecaman dari warga di media sosial.

"Saya akan memberikan hukuman penjara dan memerintahkan hukum secara penuh terhadap mereka yang telah mengambil satu sen. Setiap sen korupsi harus dikembalikan ke negara," cuit Anez menulis di Twitter Selasa malam (19/5).

Dalam komentar yang disiarkan televisi, Anez juga mengatakan bahwa dia telah memerintahkan penyelidikan menyeluruh tidak peduli siapa pun itu.

Sementara dalam sebuah pernyataan, IDB mengatakan pihaknya prihatin tentang "emungkinan penyimpangan dalam pembelian respirator yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Bolivia menggunakan pembiayaan dari bank.

Pemberi pinjaman mengatakan sebelumnya pada bulan Mei bahwa pihaknya telah membiayai pembelian ventilator sebagai bagian dari 82 juta dolar AS dalam pendanaan untuk Bolivia untuk memerangi penyebaran virus corona. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA