Terjangan Topan Amphan pada Rabu (20/5) setidaknya membuat belasan orang di negara bagian Benggala Barat, India dan delapan orang di Bangladesh meninggal dunia.
Sebagian besar kematian diakibatkan oleg pohon-pohon yang tumbang akibat hembusan angin yang mencapai 185 km per jam. Gelombang dengan tinggi sekitar lima meter juga terjadi di pinggiran pantai ketika topan bergerak menjauhi Teluk Benggala.
“Saya belum pernah melihat badai seperti ini dalam hidup saya. Rasanya seperti akhir dunia. Yang bisa saya lakukan hanyalah berdoa. Allah Yang Mahakuasa menyelamatkan kita," ujar seorang warga di distrik Satkhira di Bangladesh, Azgar Ali seperti dimuat
Reuters.
Sementara itu, pejabat senior polisi, Mohammad Asaduzzaman menggambarkan kehancuran yang ditinggalkan Amphan setelah kejadian itu.
“Kehancuran sangat besar. Banyak desa banjir. Itu (topan) merobek atap seng, mematahkan kabel listrik, dan menumbangkan pohon," terangnya.
Menurut kantor cuaca India pada Kamis (21/5), saat ini topan Amphan mulai melemah sejak menghantam dan menghancurkan rumah warga.
Gambar-gambar di televisi menunjukkan kapal-kapal terbalik di pantai, orang-orang mengarungi air setinggi lutut dan bus saling menabrak. Bandara di Kolkata, ibukota negara bagian Benggala Barat, tergenang air.
Sebelumnya, pemerintah India dan Bangladesh telah mengevakuasi ratusan ribu penduduk yang berada di dataran rendah. Hal tersebut juga memicu kekhawatiran di tengah pandemik Covid-19.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: