Dua puluh hari telah berlalu sejak insiden serangan 1 Mei 2020, tetapi Kuba belum mendengar sikap dari Amerika.
Presiden Kuba Miguel DÃaz-Canel dalam tweet-nya mengatakan sikap AS selama ini palsu dan hanya retorika saja. Keterdiaman AS atas insiden tersebut sungguh disayangkan.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Kuba Bruno RodrÃguez secara terbuka memanggil pemerintah AS untuk menyatakan secara jelas alasan tidak membuat pernyataan tentang insiden tersebut.
RodrÃguez menjelaskan meskipun ada tanda-tanda tentang kemungkinan peristiwa semacam ini, tidak ada yang dilakukan AS untuk mencegahnya. Jadi dia mendesak untuk melakukan penyelidikan mendalam dan transparan dengan informasi tersebut.
Dia menyatakan secara langsung serangan teroris di kedutaan Kuba adalah hasil dari kebijakan resmi menghasut kebencian dan kekerasan terhadap Kuba, seperti dikutip dari
Prensa Latina, Jumat (22/5).
"Kami berharap Pemerintah AS mencoba untuk mencocokkan retorikanya melawan terorisme dan kebijakannya memerangi terorisme internasional, dengan menunjukkan tanggung jawabnya sehubungan dengan serangan ini," ujar Rodriguez.
Hingga saat ini, baik Trump maupun perwakilannya masih tetap diam mengenai serangan 1 Mei itu, bahkan AS memasukkan Kuba dalam daftar negara-negara yang tidak bekerja sama dalam perang melawan terorisme.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: