Pada Sabtu (23/5), media lokal Hong Kong melaporkan, polisi mulai terlihat memasuki Kantor Penghubung China di mana sebelumnya warga merencanakan akan melakukan aksi di sana setelah berunjuk rasa di Causeway Bay.
Unjuk rasa juga pada awalnya akan diselenggarakan dengan memulai lagu kebangsaan yang dikumandangkan sejak demontrasi besar-besaran pada tahun lalu.
Selain itu, seruan agar lebih banyak orang turun ke jalan juga akan terjadi pada Rabu (27/5), ketika pembacaan kedua di Dewan Legislatif, seperti dimuat
Reuters.
Sebelumnya pada Kamis (21/5), China mengusulkan UU keamanan untuk Hong Kong. Beberapa isinya dianggap mengancam hancurnya formula "satu negara, dua sistem".
Beberapa kritikus lokal bahkan menggambarkan proposal tersebut sebagai "opsi nuklir" yang merupakan bagian dari permainan kekuasaan tinggi Presiden China, Xi Jinping.
Pada Sabtu, hampir 200 tokoh politik dan hukum di seluruh dunia menyatakan pernyataan bersama untuk mengutuk UU tersebut.
Persoalan yang serupa juga terjadi pada 2019, ketika ada RUU Ekstradisi yang saat ini sudah dibatalkan. RUU tersebut memicu unjuk rasa besar-besaran sejak Juni selama beberapa bulan, bahkan hingga pandemik Covid-19 muncul.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: