Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Angka Kasus Bisa Mengkhawatirkan, Dokter Muslim Di Malaysia Tetap Bertugas Di Hari Raya Idul Fitri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 25 Mei 2020, 07:22 WIB
Angka Kasus Bisa Mengkhawatirkan, Dokter Muslim Di Malaysia Tetap Bertugas Di Hari Raya Idul Fitri
Ilustrasi/Net
rmol news logo Idul Fitri tahun ini menjadi saat yang suram bagi banyak staf Muslim di rumah sakit di tengah pandemik. Salah seorang dokter di Malaysia, Muhammad Syahidd Al-Hatim, merasakan suasana yang berbeda. Bukan saja karena ia harus bertugas saat Lebaran, tetapi karena masih banyaknya angka kasus di tengah suasana yang harusnya menjadi saat-saat indah bagi kaum Muslim.

Ia terbiasa berada jauh dari keluarganya pada Idul Fitri. Namun, tahun ini Idul Fitri terasa menyedihkan.

"Ini menyedihkan karena beberapa teman saya, staf perawat, beberapa dokter senior, mereka tidak berasal dari KL (Kuala Lumpur)," katanya.

“Biasanya, mereka akan kembali (ke kota asalnya) untuk menghabiskan waktu bersama keluarga mereka, dan mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan itu. Jadi ya, itu membawa suasana hati yang sedih ke area kerja," katanya seeperti dikutip dari Reuters, Minggu (24/5)

Malaysia yang berpenduduk mayoritas Muslim ini telah memberlakukan pembatasan sejak pertengahan Maret dalam upaya untuk membendung wabah virus.

Meskipun beberapa pembatasan telah dilonggarkan, perjalanan antar negara untuk alasan yang tidak penting masih dilarang, sehingga banyak orang yang tidak dapat kembali ke kampung halaman selama musim liburan.

Muhammad Syahidd bekerja di ruang gawat darurat pada hari pertama Idul Fitri, di tengah kekhawatiran bahwa liburan akan menyebabkan lonjakan infeksi virus corona karena lebih banyak orang berisiko melanggar langkah-langkah penguncian untuk mengunjungi kerabat.

Namun ia tidak menyesali harus bertugas saat ini sebab jika ia pulang ke rumah maka ia akan menjadi pembawa virus bagi keluarganya.

"Saya merawat pasien di sini," katanya. "Lalu aku membawa kembali penyakit kepada orang tuaku, itulah satu-satunya hal yang aku takuti," katanya.

Pandemik telah mendekatkan satu sama lain di lingkungan staf rumah sakit. Mereka yang non Muslim berbagi tugas menggantikan pekerja non-Muslim saat mereka sedang berbuka puasa atau melakukan shalat.

"Kami saling menjaga satu sama lain," kata Muhammad Syahidd. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA