Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Marco Rubio: Teori Konspirasi Covid-19 Makin Kuat Jelang Pemilihan Presiden AS 2020

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 27 Mei 2020, 06:28 WIB
Marco Rubio: Teori Konspirasi Covid-19 Makin Kuat Jelang Pemilihan Presiden AS 2020
Senator Marco Rubio/Net
rmol news logo Dilantik sebagai Ketua Komite Intelijen Senat Amerika Serikat, Senator Marco Rubio dari Partai Republik langsung memperingkatkan publik.

Senator dari Florida tersebut mengatakan, saat ini aktor-aktor asing tengah berusaha untuk memperkuat teori konspirasi mengenai virus corona baru untuk bisa ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2020.

Peringatan tersebut ia sampaikan dalam sebuah wawancara bersama AP pada Selasa (26/5). Menurutnya, teori konspirasi bahwa vaksin Covid-19 yang muncul nanti akan lebih lebih berbahaya daripada membantu menjadi semakin tersebar luas.

"Saya pikir krisis Covid-19 adalah salah satu di mana anda telah melihat upaya untuk mempromosikan narasi palsu yang mendorong beberapa gesekan di negara ini," ungkap Rubio.

Menyoroti isu campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016, Rubio mengaku tidak yakin jika Amerika tidak rentan dari sebelumnya. Menurutnya, upaya Rusia untuk memecah belah AS hingga saat ini sudah berhasil jauh melampaui keinginan dari Presiden Vladimir Putin.

Ia bahkan mengatakan, dengan memanfaatkan politik terpolarisasi dan mengipasi teori konspirasi, Rusia dan aktor asing lainnya, termasuk China, akan menyalakan korek api.

"Tujuannya adalah untuk membuat anda begitu terpecah dan saling bertarung sehingga anda menjadi tidak berfungsi dan tidak mampu menanggapi ancaman," jelas Rubio.

Rubio sendiri merupakan kandidat presiden AS dari Partai Republik pada 2016, namun tersingkirkan oleh Donald Trump. Ia kemudian menggantikan Senator Republik Richard Burr dari North Carolina sebagai Ketua Komite Intelijen Senat yang mundur di tengah penyelidikan mengenai penjualan saham.

Rubio mengambil alih kepemimpinan ketika komite sudah mengakhiri penyelidikan tiga tahun atas campur tangan Rusia. Panel telah secara terbuka merilis penilaian pada 2017. Isinya Rusia terbukti ikut campur dan mendukung Trump.

Namun, Rubio mengatkan, tidak ada bukti koordinasi antara kampanye Trump dan Rusia terkait pemilihan presiden.

Sementara terkait penanganan wabah Covid-19, Rubio sendiri tidak memiliki minat yang besar untuk mengkritik Trump. Ia juga termasuk golongan yang tidak mengenakan masker di muka publik.

“Saya lebih suka presiden memakai masker untuk kebaikannya sendiri. Saya tidak ingin melihat presiden terinfeksi," ujarnya.

“Tetapi pada akhirnya, dalam urutan prioritas, saya pikir yang lebih penting adalah bahwa kita mengembangkan antivirus, bahwa kita mengembangkan tes cepat, bahwa sistem perawatan kesehatan kita tidak pernah menjadi kewalahan, bahwa kita memiliki kemampuan untuk menguji orang," tambahnya menjelaskan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA