Berdasarkan keterangan tokoh masyarakat di wilayah Irumu, Gili Gotabu, sekitar Selasa (26/5) pukul 5 pagi waktu setempat, Pasukan Demokrat Sekutu (ADF) yang berafiliasi dengan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
“Mereka menembakkan beberapa tembakan ke udara. Ketika penduduk melarikan diri, mereka menangkap beberapa orang dan menggoroknya dengan parang," ujar Gotabu seperti dilansir
Reuters.
Sebuah organisasi yang memetakan kerusuhan di wilayah tersebut, Kivu Security Tracker (KST), mengkonfirmasi serangan itu dan menyebutkan 17 orang meninggal dunia. Meski Gotabu mengaku masih ada banyak orang yang terbunuh.
Hingga saat ini, otoritas setempat menolak untuk memberikan komentar.
ADF sendiri telah membunuh ratusan orang sejak akhir Oktober tahun lalu ketika tentara memulai operasi untuk mengusir mereka dari pangkalan mereka di dekat perbatasan Uganda. Pertempuran tersebut juga telah menghambat upaya untuk mengakhiri epidemi Ebola.
ADF yang memang berasal dari Uganda telah berjanji setia kepada ISIS. Walau begitu, para peneliti tidak menemukan bukti adanya kerja sama.
Menurut KST, setelah dua bulan tidak ada serangan, ADF kembali beraksi dalam tiga pekan terakhir.
"Belum sepenuhnya jelas mengapa lonjakan ini terjadi. Namun, sangat jelas bahwa ADF belum dibongkar," ujar KST dalam keterangannya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: