Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AS Bawa Isu Hong Kong Ke PBB, China: Amerika Adalah Pembuat Masalah Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 28 Mei 2020, 14:11 WIB
AS Bawa Isu Hong Kong Ke PBB, China: Amerika Adalah Pembuat Masalah Dunia
Unjuk rasa pro demokrasi di Hong Kong pada tahun lalu/Net
rmol news logo Amerika Serikat dan China kembali terlibat perselisihan mengenai Hong Kong. Kali ini keduanya berseteru di PBB setelah AS meminta Dewan Keamanan bertemu untuk membahas UU keamanan nasional yang akan diberlakukan China di Hong Kong.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (27/5), perwakilan AS untuk PBB menyatakan persoalan mengenai Hong Kong menuntut keprihatinan global yang mendesak terkait perdamaian dan keamanan internasional. Oleh karena itu, AS meminta 15 anggota DK PBB untuk bertemu.

Pernyataan tersebut kemudian dibalas oleh Dutabesar China untuk PBB, Zhang Jun dalam unggahan di akun Twitter-nya.

"China dengan tegas menolak permintaan berdasar tersebut karena UU keamanan nasional untuk Hong Kong adalah masalah internal dan tidak ada hubungannya dengan mandat Dewan Keamanan," ujar Zhang seperti dikutip Reuters.

Merespons penolakan China untuk pertemuan DK PBB, AS kemudian menyoroti kesalahan Beijing yang berusaha menutup-nutupi informasi mengenai Covid-19 dan pelanggaran hukum di Laut China Selatan.

Bagaikan umpan, Zhang kembali membalas pernyataan Washington.

"Fakta membuktikan berulang kali bahwa AS adalah pembuat masalah dunia. AS yang telah melanggar komitmennya berdasarkan hukum internasional. China mendesak AS untuk segera menghentikan politik kekuasaan dan praktik-praktik intimidasi," tegas Zhang.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo telah mengatakan kepada Kongrea bahwa Hong Kong tidak lagi memenuhi syarat untuk mendapatkan status khusus di bawah UU HAM dan Demokrasi Hong Kong yang sudah disahkan pada tahun lalu.

Perseteruan AS dan China atas Hong Kong juga telah menambah daftar permusuhan dua kekuatan dunia tersebut. Termasuk perang dagang, pandemik Covid-19, Taiwan, Laut China Selatan, hingga pelanggaran HAM terhadap etnis Uighur. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA