Menurut pejabat pemerintah Inggris, Alok Sharma pada Kamis (28/5), KTT tersebut dijadkan kembali pada 1 hingga 12 November 2021. Di mana Glasgow, Skotlandia akan tetap menjadi kota tuan rumah.
COP26 sendiri disebut-sebut sebagai KTT Perubahan Iklim paling penting sejak 2015 yang menghasilkan Perjanjian Paris.
Dalam COP26, ratusan pemimpin dunia dijadwalkan akan hadir untuk membahas tindakan iklim global yang lebih kuat demi memangkas emisi gas rumah kaca dengan cepat.
Dikutip
Reuters, Sharma mengatakan, penundaan tersebut bisa memberikan waktu kepada negara-negara untuk emmbangun kembali ekonomi dengan prioritas lingkungan pasca pandemik Covid-19.
Para pejabat terkait dari blok negara-negara kurang berkembang juga mendesak pemerintah dunia untuk tidak menggunakan pandemik sebagai alasan menunda rencana tanggapan perubahan iklim. Sebaliknya, pandemik justru bisa digunakan untuk meningkatkan energi terbarukan, konservasi, dan lainnya ketika ekonomi pulih.
Para pemimpin Uni Eropa pada Rabu (27/5) juga telah mengusulkan rencana dana pemulihan sebesar 750 miliar euro untuk pemulihan ekonomi berbasis lingkungan.
"Penundaan COP seharusnya tidak memengaruhi tekad negara-negara untuk memenuhi komitmen ini pada 2020," ujar perwakilan dari Bhutan yang merupakan anggota negara kurang berkembang, Sonam Wangdi.
COP26 seharusnya menjadi tenggat waktu bagi pemerintah untuk berkomitmen pada tujuan pengurangan emisi yang lebih agresif untuk mencapai target Perjanjian Paris, yaitu membatasi kenaikan suhu global pada 2 derajat Celcius.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
KTT Perubahan Iklim 2020 atau yang dikenal dengan COP26 terpaksa harus ditunda hingga akhir 2021 karena pandemik Covid-19. 
