Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Demo Kematian George Floyd Semakin Brutal, Menjalar Hingga Ke Gedung Putih Dan Capitol Hill

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 30 Mei 2020, 17:22 WIB
Demo Kematian George Floyd Semakin Brutal, Menjalar Hingga Ke Gedung Putih Dan Capitol Hill
Unjuk rasa atas kematian George Flyod berbuntut kericuhan di beberapa wilayah di AS, gedung dibakar, dirusak, dan dijarah/Net
rmol news logo Ribuan pengunjuk rasa mengepung Gedung Putih menuntut keadilan atas kematian George Floyd, pria kulit hitam yang mengalami kekerasan aparat.

Pasukan pengamanan presiden Amerika Serikat (Secret Service) sempat mengunci akses keluar masuk Gedung Putih.

Dikabarkan, Presiden Donald Trump tengah berada di ruang kerjanya di Gedung Putih ketika demonstrasi berlangsung.

Para demonstran terlihat memegang berbagai slogan, beberapa bertuliskan "Berhenti Membunuh Kami" dan "Apakah Saya Selanjutnya?" atau "AM I NEXT?", seperti terlihat dalam tayangan televisi CNN, Sabtu (30/5).

Puluhan petugas pasukan pengamanan presiden berbaris menyusun barikade demi mengamankan akses keluar masuk Gedung Putih dari para pengunjuk rasa.

Pekerja media, yang berkerumun di halaman Gedung Putih dekat biro pers, juga telah dibawa masuk oleh petugas Secret Service.

Terlihat petugas mulai kewalahan menghadapi para pendemo. Petugas harus berhati-hati agar tidak menimbulkan korban-korban selanjutnya.

Selain Gedung Putih, ribuan demonstran juga melakukan pawai menuju Capitol Hill.

Demonstrasi pertama kali pecah di Minneapolis, Minnesota, sehari setelah kematian Floyd pada Senin (25/5) yang meninggal saat dalam penanganan polisi.

Demonstrasi mengecam kematian Floyd juga terjadi di sejumlah wilayah lain, seperti di Denver, New York, dan Oakland.

Kematian Floyd bukanlah satu-satunya pemantik amarah warga AS. Peristiwa kekerasan terhadap kulit hitam sudah sering terjadi.

Ahamud Arbery (25) tewas pada 23 Februari lalu setelah ditembak oleh dua pria kulit putih ketika dirinya tengah lari pagi di lingkungan rumahnya di Brunswick, Georgia.

Beberapa pekan setelah kematian Arbery, perempuan kulit hitam bernama Breonna Taylor tewas akibat tembakan aparat saat merazia tempat tinggalnya pada Maret lalu.

Terlihat parah adalah kantor pusat CNN yang diserang oleh ribuan pendemo. Nampak dalam siaran, kaca gedung kantor CNN hancur dilempar batu. Tulisan CNN yang terpampang besar di depan pintu utama kantor media itu juga dicoreti berbagai tulisan. Bahkan para pendemo memanjat logo besar CNN.

"Kaca mulai pecah di luar pintu masuk utama markas CNN di Atlanta. Para pemrotes berteriak," ujar seseorang di media sosial.

Dalam tiga hari terakhir, AS dilanda kerusuhan yang sangat parah dan mengerikan.
Kerumunan pemrotes menyesaki tempat-tempat penting dan merusak fasilitas. Bahkan kantor polisi sampai dibakar pada malam ketiga demonstrasi atas kematian Floyd.

Sejumlah gedung dijarah dan dirusak sebagai aksi protes warga, serta lebih dari 170 toko hancur, menurut laporan polisi. Dalam keadaan seperti ini ada banyak orang yang mengambil kesempatan.

George Floyd, pria kulit hitam berusia 46 tahun tewas setelah seorang perwira polisi kulit putih Minneapolis menjatuhkan tubuhnya ke tanah, sementara petugas lain menginjakkan lututnya ke leher selama sekitar delapan menit. Floyd awalnya ditangkap dengan sangkaan ringan karena diduga menggunakan uang palsu untuk belanja di sebuah toko swalayan.

Kematian Floyd dengan cara tidak manusiawi itu terekam dalam video yang kemudian beredar di media sosial. Floyd sempat meminta ampun agar polisi tersebut melepaskan lutut dari lehernya. Di dalam video itu, tampak polisi menahannya di tanah dan seorang polisi lainnya menekan lututnya ke leher Floyd. Floyd kemudian meregang nyawa di lokasi kejadian karena kehabisan napas. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA