Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Badai Tropis Amanda Menerjang El Salvador dan Guatemala, Pemerintah Nyatakan Darurat Selama 15 Hari

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 01 Juni 2020, 12:16 WIB
Badai Tropis Amanda Menerjang El Salvador dan Guatemala, Pemerintah Nyatakan Darurat Selama 15 Hari
Anggota korps tandu relawan bersiap untuk membawa seorang wanita yang pingsan di daerah yang dilanda Badai Tropis Amanda di lingkungan Modelo di San Salvador/Net
rmol news logo Ketika banjir melanda dan pemadaman listrik terpaksa dilakukan, warga  El Salvador dan Guatemala masih harus dikejutkan dengan datangnya Badai Tropis Amanda yang tiba-tiba.

Badai menyerang pada Minggu (31/5). Sedikitnya 14 orang telah dinyatakan tewas akibat bencana tersebut dan satu orang masih dinyatakan hilang, kata seorang pejabat senior pemerintah, Carolina Recinos.

Presiden El Salvador Nayib Bukele menyatakan keadaan darurat selama 15 hari untuk mengatasi dampak badai tropis ini. Badai mulai melemah pada hari itu ketika bergerak ke Guatemala.

Pemerintah melalui menteri dalam negeri Mario Duran mengatakan, semua korban meninggal tercatat terjadi di El Salvador. Ia mengatakan bahwa jumlah korban jiwa bisa meningkat.

Badai Amanda merobohkan pohon, memicu banjir bandang dan tanah longsor yang menyebabkan pemadaman listrik, dan merusak sekitar 200 rumah, kata kepala Dinas Perlindungan Sipil William Hernandez.

Walikota San Salvador Ernesto Muyshondt mengatakan setengah dari mereka yang tewas meninggal di ibukota.

"Kami mengalami situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Satu darurat tingkat atas di atas yang serius lainnya," katanya, merujuk pada pandemi coronavirus, seperti dikutip dari AFP, Senin (1/6).

“Sekitar 4.200 orang mengungsi ke tempat-tempat penampungan yang dikelola pemerintah setelah kehilangan rumah mereka. Atau dipaksa untuk pergi karena mereka berada di daerah berisiko tinggi”, Muyshondt menambahkan.

Di beberapa daerah banjir, tentara bekerja bersama personel darurat untuk menyelamatkan korban.

"Kami kehilangan segalanya, kami tidak punya tempat tinggal," kata Isidro Gomez, seorang warga korban badai di bagian tenggara San Salvador, setelah sungai di dekatnya meluap dan menghancurkan rumahnya.

Korban lain, Mariano Ramos, mengatakan bahwa saat dini hari warga di lingkungan San Salvador diterjang oleh longsoran lumpur dan air. Seorang lelaki tua meninggal di daerah itu, kata para pejabat.

Kementerian Lingkungan El Salvador memperingatkan penduduk "kemungkinan besar" terjadinya banyak tanah longsor yang merusak bangunan dan telah menyebabkan korban jiwa.

El Salvador yang memiliki populasi 6,6 juta jiwa, hampir 90 persen warganya dianggap rentan terhadap banjir dan tanah longsor karena letak geografis wilayahnya.

Sementara itu, Guatemala sebagai negara tetangga El Salvador yang juga terdampak oleh badai yang terjadi, melalui pejabat terkait mengatakan jalan-jalan tertutup oleh setidaknya lima tanah longsor. Beberapa wilayah juga dilaporkan mengalami kebanjiran, tetapi tidak ada evakuasi yang sedang berlangsung.

Meskipun Amanda melemah ke status depresi tropis, para pejabat Guatemala memperingatkan bahwa hujan deras masih akan terus berlanjut. Hal itu memungkinkan banjir di daerah pantai, sungai akan meluap dan kemungkinan tanah longsor akan menutup jalan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA