Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kematian George Floyd Picu Kerusuhan, Seburuk Apa Penanganan Polisi AS Terhadap Kulit Hitam?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 01 Juni 2020, 18:58 WIB
Kematian George Floyd Picu Kerusuhan, Seburuk Apa Penanganan Polisi AS Terhadap Kulit Hitam?
Pengunjuk rasa membawa poster "Stop Killing Black People"/Net
RMOL. Kematian pria kulit hitam, George Floyd telah memantik amarah publik bukan hanya di Amerika Serikat, namun dunia.

Meski di tengah pandemik Covid-19, para pengunjuk rasa turun ke jalan di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Kanada, hingga Selandia Baru untuk menyuarakan kampanye "Black Lives Matter".

Kematian Floyd terjadi pada Senin (25/5), ketika polisi kulit pulih "membunuh"-nya dengan cara mencekik leher Floyd dengan lutut. Meski Floyd mengerang kesakitan dan mengaku tidak bisa bernapas, polisi tersebut tetap menahan Floyd hingga akhirnya ia meninggal dunia.

Insiden tersebut juga memicu berbagai pertanyaan mengenai isu rasisme di AS yang tak kunjung usai.

Rasisme, bahkan dikatakan sudah mendarah-daging secara terstruktur dalam penegak hukum AS.

Lalu, seburuk apa penanganan polisi AS terhadap kulit hitam?

Sebuah situs advokasi, Fatal Encountersdocuments, menunjukkan seberapa buruknya kasus kematian yang melibatkan polisi dari tahun 2000. Data tersebut dikumpulkan menggunakan 15 Google Alert berbeda.

Dimuat DW, hingga Rabu (27/5), ada 28.139 catatan kematian yang melibatkan polisi, dengan sebanyak 802 kasus untuk 2020. Namun berselang empat hari, Senin (1/6), jumlah tersebut meningkat menjadi 854.

"Kami mendapatkan data banyak orang terbunuh terkait polisi tahun ini. Sudah di jalur untuk menjadi 1.978 (pada akhir 2020) dan jumlah tertinggi setelah 2018 dengan 1.854," ujar pendiri situs tersebut, Brian Burghart.

Bahkan sejak awal tahun hingga 30 Mei, tidak ada satu hari tanpa kematian yang tidak melibatkan polisi. Meski data tersebut tidak menunjukkan siapa yang menjadi korban dalam tindakan polisi, namun, menurut Burghart, angka kematian warga Afrika-Amerika cukup besar.

"Anda akan menemukan bahwa orang Afrika-Amerika terbunuh sekitar dua kali lipat rasio mereka dalam populasi," kata Burghart.

"Mereka sekitar 13 persen (dari populasi umum AS) dan sekitar 26 persen diwakili dalam data," imbuhnya.

Dari 28.139 data secara total, sebanyak 7.612 kematian terkait polisi adalah orang Afrika-Amerika. Banyak dari mereka meninggal karena kasus sesak napas atau tertahan, peristiwa medis, hingga dipukul (baik dengan alat maupun tidak). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA