Para relawan mengumpulkan sampah, puing, memasukkannya ke kantong sampah, serta membersihkan kaca yang penuh coretan. Mereka juga menyisir tempat-tempat protes berkecamuk malam sebelumnya, seperti dikutip dari
Aljazeerah.
"Kami ingin membantu memberkati kota itu, memberikan kota harapan, memberi kota kepercayaan, dan memberikan kota cinta," kata salah satu pendiri kelompok Support the Cities, yang telah membantu melakukan pembersihan, Richie Stark.
Beberapa orang masih tenggelam dalam aksi protes, sementara yang lain telah mengalihkan enerjinya untuk bebersih. Bagi mereka dukungan bisa diberikan dalam banyak cara, termasuk kegiatan relawan itu.
"Saya hanya berusaha menunjukkan bahwa kita sebagai komunitas dapat mengambil bagian dari dukungan dengan cara yang berbeda," kata relawan lainnya.
Ada juga yang membantu mengecat ulang dinding yang penuh dengan coretan dan kotoran. Toko-toko hancur, fasilitas rusak berat. Para relawan membantu membersihkan bukan dengan hati yang senang tetapi sebaliknya, mereka merasa sedih dan teramat sakit.
"Saya pikir ada banyak kemarahan. Saya pribadi tidak tahu bagaimana bisa menghancurkan sesuatu, atau memecahkannya. Masyarakat kita memang lebih mudah menunjukkan kerusuhan daripada menunjukkan protes damai," kata relawan lainnya.
Tidak sekedar tenaga, para relawan juga mencoba menghimpun dana untuk membantu pemilik kedai atau toko yang hancur. Paling tidak, bantuan itu bisa sedikit melegakan untuk membeli kembai beberapa alat agar usaha mereka bisa berjalan lagi.
Koridor Lake Street, di mana penuh dengan restoran, toko roti, dan pasar imigran yang terkena imbas kerusuhan, terlihat berantakan.
"Diperlukan jutaan dolar untuk membangun kembali dan lebih dari 27 ribu orang telah menyumbang untuk mewujudkannya," ujar laporan Lake Street Council.
Tidak sedikit orang-orang yang mengkritik penjarahan dan kerusuhan yang terjadi, dan menyebutnya sebagai alasan untuk aksi protes atau 'alasan untuk melakukan aksi kriminal.'
"Jendela kaca pecah, entah berapa harganya kini, walau memang akan digantikan oleh asuransi. Tetapi prosesnya memakan waktu yang lama. Kami tidak bisa membuka toko sampai ada penggantian kaca dan pintu," ujar para pemilik toko, seperti dikutip
VOA.
"Kami berkumpul bersama untuk satu tujuan baik, yaitu membawa keadilan untuk apa yang terjadi kepada toko-toko ini," ujar Pierre Paul, salah satu penyelenggara di Minneapolis kepada Fox9.
"Dan semoga saja kami bisa membawa kembali keadilan untuk warga Amerika keturunan Afrika."
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.