"Jika kapal perang satu negara diizinkan berlabuh di pangkalan angkatan laut kami, kapal perang negara-negara lain juga akan bisa berlabuh. Kami tidak akan menutupnya kepada siapa pun," kata Hun Sen, seperti dikutip dari
AP, Selasa (2/6).
Hun Sen juga menyangkal laporan The Wall Street Journal yang menyebut bahwa telah ada draf awal perjanjian yang memungkinkan China menggunakan pangkalan Angkatan Laut Ream selama 30 tahun, dimana China diperbolehkan mengirim personel militer, menyimpang senjata, dan melabuhkan kapal perang Tiongkok.
"Manfaat apa yang didapat Beijing bila memiliki pangkalan di Kamboja sini, sementara dia memiliki pangkalan di Laut China Selatan dan China timur?" cetus Hun Sen.
Pangkalan-pangkalan China didirikan di perairan yang juga diklaim oleh negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Para Analis militer mengungkapkan bila benar China mendapat hak istimewa di pangkalan Kamboja, itu berarti akan memperluas profil militer strategis Beijing secara signifikan.
Kecurigaan Washington dinilai bermula dari adanya latihan militer bersama antara Kamboja dengan China pada bulan Maret di tengah krisis virus corona. Ketika itu Kamboja menjadi tuan rumah.
China adalah investor terbesar Kamboja dan mitra politik terdekat. Bisa jadi dukungan Tiongkok memungkinkan Kamboja mengabaikan kekhawatiran Barat tentang catatan buruk dalam hak asasi manusia dan politik.
Menepis hal itu lagi-lagi Hun Sen sampaikan Kamboja terbuka untuk mengadakan latihan militer bersama dengan semua negara asing, tetapi itu harus dilakukan setelah ancaman virus corona berlalu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: