Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pro Dan Kontra Jika Biden Pilih Kamala Harris Untuk Wakil Presiden AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 04 Juni 2020, 10:17 WIB
Pro Dan Kontra Jika Biden Pilih Kamala Harris Untuk Wakil Presiden AS
Senator AS dari California, Kemala Harris/Net
rmol news logo Tidak sedikit yang memandang Senator asal California, Kamala Harris, sebagai kandidat wakil presiden yang ideal untuk mendampingi Jow Biden.

Terutama saat ini, di mana komunitas Afrika-Amerika berharap lebih banyak dukungan bagi kelompok mereka untuk duduk di pusat pemerintahan di Washington DC.

Di atas kertas tampaknya keturunan Afrika-Amerika dan India-Amerika kelahiran Oktober 1954 ini memiliki apa yang dibutuhkan Joe Biden. Harris pernah menjadi Jaksa di San Fransisco dan Jaksa Agung Negara Bagian California pada 2007-2011. Tahun 2018 Kamala Harris memulai kampanye sebagai bakal calon presiden dari Partai Demokrat.

"Dia cocok dengan narasi impian Amerika," kata Joel Goldstein, profesor hukum emeritus di Universitas St. Louis.

Namun di balik dukungan itu ada juga pandangan skeptis terhadap peluang Kamala Harris mendampingi kandidat presiden Joe Biden.

Koresponden harian McClatchy di Kongres AS, David Lightman, dalam artikel yang dikutip Sacramento Bee, masih mempertanyakan kemampuan Harris menghadapi praktik hukum nakal di negara itu.

Dalam artikelnya di Sacbee, Lightman mengatakan, belum diketahui dampak dari skenario menduetkan Biden dan Harris bagi dukungan komunitas Afrika-Amerika.

Harris  berulang kali menyampaikan dukungannya pada protes damai yang dipicu kematian pria kulit hitam warga Minneapolis, George Floyd, akibat kekerasan polisi.

Pada malam ketiga ketika aksi protes berubah menjadi kerusuhan massal, Harris merilis sebuah video singkat. Di dalam video itu ia membaca nama-nama orang kulit hitam yang meninggal di tangan polisi.

“Rakyat memprotes karena orang kulit hitam di Amerika telah diperlakukan sebagai manusia yang tidak berharga. Rakyat memprotes di Amerika karena negara kita tidak pernah sepenuhnya menangani rasisme secara historis dan sistemik,” kata Kamala Harris seperti dikutip Lightman.

Bulan Maret lalu, harian McClatchy pernah mengajukan pertanyaan kepada Harris apakah dirinya tertarik untuk mendampingi Joe Biden. Menjawab pertanyaan itu, Harris mengatakan dirinya sedang tidak fokus pada urusan pilpres. Di bulan Maret itu Harris sedang memberikan perhatian serius pada penyebaran virus corona.

Dukungan untuk Kamala Harris juga disampaikan Kathy Sullivan, seorang veteran komite wanita dari New Hampshire Democratic.

Aktivis Afrika-Amerika mengatakan bahwa kematian George Floyd di Minneapolis memperkuat perlunya suara dari komunitas kulit hitam untuk tidak hanya didengar, tetapi juga menjadi bagian vital dari struktur kekuasaan.

“Kekhawatiran saya pada Partai Demokrat adalah mereka banyak mengandalkan logika untuk membuat argumen yang baik. Kebanyakan mereka bukan pejuang. Harris-lah yang tampil sebagai itu (pejuang),” kata Avis Jones-DeWeever, seorang penulis dan penasihat kebijakan untuk Meja Bundar Perempuan Kulit Hitam.

Harris seorang juru kampanye yang berpengalaman. Ia menang pada 2003 dan 2007 sebagai jaksa wilayah San Francisco, dan dalam tiga pemilihan umum di seluruh negara bagian, sebagai jaksa agung pada 2010 dan 2014 dan senator AS pada 2016.

Dalam kampanye tahun 2003, ia membuntuti Terence Hallinan yang berada di posisi utama, tetapi dengan mudah memenangkan putaran kedua. Dan pada 2010, Harris mengalahkan Steve Cooley dari Partai Republik.

Catatan kemenangan Hariis dalam sejumlah kompetisi politik dipandang sebagai aset penting untuk tampil dalam kompetisi di level nasional. Kampante pilpres membutuhkan sosok yang memiliki pemahaman dan pengalaman bagaimana berurusan dengan media, juga pihak-pihak yang mengajukan protes. David Lightman percaya, Harris bisa tampil dengan nyaman dan menyenangkan di mata publik.

Harris adalah berita besar di debat Pemilihan Presiden 2020 pertama yang digelar Partai Demokrat di bulan Juli 2019. Saat itu dia sempat saling serang dengan Joe Biden.

Ketika itu dia dengan marah ia mengatakan kepada Biden, “Anda juga bekerja... untuk menentang pengangkutan. Dan, Anda tahu, ada seorang gadis kecil di California yang merupakan bagian dari kelas dua untuk mengintegrasikan sekolah-sekolah negeri, dan ia diangkut ke sekolah setiap hari. Dan gadis kecil itu adalah aku."

Dalam debat berikutnya, Biden membalas dengan mengatakan, ketika Harris menjadi jaksa agung dirinya tidak melihat satu kalipun Harris membawa sebuah kasus untuk mengalahkan “mereka”.

Namun yang jelas, sejak perdebatan itu, keduanya menjadi tampak cocok satu sama lain.

Dalam rangkumannya, David Ligthman mengingatkan, di atas semua catatan itu, tidak akan pernah ada kandidat yang sempurna, atau catatan politik yang sempurna. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA