Demi alasan keamanan, HHS melakukan penutupan hingga waktu yang belum bisa ditentukan karena kebanyakan dari 70 lokasi itu, sebagian rusak berat dan membutuhkan banyak perbaikan.
"Kami menutupnya atas alasan keamanan dan ancaman kekerasan. Lokasi tes tersebut kebanyakan berada di apotek swasta dengan lingkungan rawan," ujar pihak HHS dalam keterangannya, dikutip dari
The Washington Post, Kamis (4/6).
Asisten Sekretaris Bagian Kesehatan HHS, Brett Giroir, menerangkan rusaknya beberapa lokasi itu bukan karena aksi kekerasan seperti terkena timpukan batu secara tidak sengaja, melainkan memang karena ada penjarahan.
"Kemungkinan akan memakan waktu agak lama untuk buka kembali," ujarnya.
Ini berarti kecemasan akan munculnya kasus baru kian meningkat. Kerusuhan akan memicu penularan virus, kemudian ditambah dengan kendala berkurangnya lokasi tes Covid-19.
Giroir mengungkapkan biasanya dalam situasi normal Amerika bisa menggelar hingga 500 ribu tes.
Saat ini, beberapa negara bagian di AS mengingatkan potensi peningkatan angka kasus pasca kerusuhan, dan berharap otoritas segera mengimbau agar warganya melakukan pengecekan.
Diketahui warga yang terlibat dalam aksi protes yang berujung kerusuhan itu sebagian besar tidak menggunakan masker dan mengabaikan aturan jarak. Mereka berkerumun berdesakan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.