Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

74 Tahun Pesawat Pengebom B-52 Stratofortress Sukses Dampingi AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 06 Juni 2020, 06:28 WIB
74 Tahun Pesawat Pengebom B-52 Stratofortress Sukses Dampingi AS
Pesawat pengebom strategis bertenaga jet jarak jauh subsonik B-52 Stratofortress/Net
rmol news logo Boeing berhasil memenangkan tender atas pembangunan pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat untuk B-52 Stratofortress. Ini adalah jenis pesawat pengebom strategis bertenaga jet jarak jauh subsonik Amerika. Kerja sama itu masih terus berjalan sejak tawaran kontrak yang berhasil diraihnya pada 5 Juni 1946 hingga saat ini.

Dalam kotraknya, Boeing akan melayani AS hingga 2050.

B-52 dirancang untuk membawa senjata nuklir untuk misi deterensi Perang Dingin. Keberadaan B-52 Stratofortress adalah untuk menggantikan Convair B-36.

Boeing B-52 lahir sebagai andalan penangkal nuklir Angkatan Udara AS era Perang Dingin. Tugas pertamanya ialah sebagai komando udara strategis Angkatan Udara Amerika Serikat.

Selama 74 tahun Boeing setia terhadap Angkatan Laut AS, dan Angkatan Laut AS belum bisa berpaling dari Boeing.

Desain B-52 berangsur-angsur berevolusi sejak fase desain awal. Ia berubah menjadi pesawat dengan delapan mesin jet yang bisa terbang ribuan mil tanpa mengisi bahan bakar. Jangkauannya saat ini adalah 8.800 mil ketika melaju dengan kecepatan 525 mil per jam dengan muatan bom 35 ton, tetapi dapat diisi bahan bakar di udara untuk terbang lebih jauh, seperti dikutip dari Forbes.

B-52 dilengkapi dengan rudal jelajah dan amunisi lainnya, ia dapat menyerang target di mana saja di dunia. B-52 dapat melakukan misi pencegahan nuklir.

Di Afghanistan, awak B-52 menunjukkan mereka dapat memberikan dukungan udara kepada pasukan di darat menggunakan berbagai amunisi yang dipandu dengan presisi. Mereka juga dapat melakukan pengawasan maritim dan kontrol laut di wilayah yang luas, meletakkan ranjau jika perlu, di mana dua pengebom meliputi 140.000 mil persegi lautan dalam dua jam. Kemampuan mereka untuk tetap mengudara selama berjam-jam menjadikan mereka kandidat utama untuk melakukan pengintaian atau gangguan elektronik untuk mendukung pasukan lain.

Angkatan Udara saat ini berencana untuk melengkapi B-52 dengan senjata Long Range Standoff (LRSO) yang memiliki kemampuan siluman yang akan dibangun oleh Raytheon Technologies. Senjata itu akan meringankan tantangan menembus pertahanan target.

Salah satu alasan Angkatan Udara AS berniat untuk terus menerbangkan B-52 hingga 2050 karena sebagian besar B-52 dalam armada siap untuk berperang dalam waktu singkat.

Pada 2019, tingkat kemampuan misi B-52 adalah 66 persen, jauh lebih baik daripada tingkat 60 persen pengebom B-2, dan jauh lebih baik daripada tingkat 46 persen pengebom B-1.

Untuk biaya, dibandingkan dengan biaya operasi pengebom lainnya, B-52 tidak terlalu mahal. Membutuhkan sekitar 70.000 dolar AS untuk menerbangkan B-52 selama satu jam. Itu kira-kira sama dengan biaya B-1 untuk satu jam penerbangan, dan setengah dari biaya B-2, tulis Forbes. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA