Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dinilai Tak Berhasil Obati Covid-19, Ilmuwan Inggris Hentikan Uji Coba Hydroxychloroquine

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 06 Juni 2020, 09:57 WIB
Dinilai Tak Berhasil Obati Covid-19, Ilmuwan Inggris Hentikan Uji Coba Hydroxychloroquine
Ilustrasi/Net
rmol news logo Ilmuwan Inggris mulai menghentikan uji coba hydroxychloroquine sebagai obat untuk virus corona. Obat anti malaria yang digembar-gemborkan oleh Presiden AS Donald Trump sebagai pengubah permainan potensial dalam pandemik itu dinyatakan tidak bisa mengobati Covid-19.

“Ini bukan pengobatan untuk Covid-19. Itu tidak berhasil,” kata Martin Landray, profesor Universitas Oxford yang memimpin uji coba Recovery, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (6/6).

“Hasil ini harus mengubah praktik medis di seluruh dunia. Kita sekarang bisa berhenti menggunakan obat yang tidak berguna.”

Dukungan vokal dari Trump mulanya meningkatkan harapan pada obat yang sudah berusia puluhan tahun itu. Para ahli menilai jika benar hydroxychloroquine bisa mengobati Covid-19 maka ini menjadi kabar baik karena harganya yang murah. Selain itu, hydroxychloroquine juga telah beredar luas.

Kontroversi seputar obat itu tumbuh setelah sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet bulan lalu mengangkat masalah keamanan dan membuat beberapa studi Covid-19 dihentikan. Studi Lancet kemudian ditarik kembali pada hari Kamis setelah penulisnya mengatakan mereka tidak yakin tentang datanya.

Landray, seorang profesor kedokteran dan epidemiologi di Universitas Oxford, mencatat spekulasi besar tentang obat tersebut sebagai pengobatan untuk Covid-19 tetapi dia mengatakan sampai sekarang tidak adanya informasi yang dapat diandalkan dari uji coba acak besar.

Dia mengatakan hasil awal dari Uji Recovery, yang merupakan uji coba secara acak menyatakan hydroxychloroquine tidak mengurangi risiko kematian di antara pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19.

"Jika Anda dirawat di rumah sakit, jangan minum hydroxychloroquine," katanya.

Uji coba Recovery hydroxychloroquin dilakukan kepada 1.542 pasien Covid-19 dan membandingkannya dengan 3.132 pasien Covid-19 yang melakukan perawatan standar tanpa obat.

Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dalam tingkat kematian setelah 28 hari, lama tinggal di rumah sakit atau hasil lainnya, kata para peneliti.

Awal pekan ini, percobaan acak dari University of Minnesota menemukan bahwa obat itu tidak efektif dalam mencegah infeksi pada orang yang terpapar virus corona.

Puluhan percobaan mencoba berbagai permutasi penggunaan obat terus berlanjut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Jumat (5/6) bahwa hasil uji Recovery tidak akan mengubah rencananya untuk melanjutkan tes hydroxychloroquine sebagai bagian dari uji coba 'Solidaritas'.

Parastou Donyai, direktur Praktik Farmasi di University of Reading di Inggris, mengatakan bahwa Trump memuji hydroxychloroquine tanpa bukti kuat.

“Obat itu didorong ke panggung dunia oleh Presiden Trump, dia telah memujinya tanpa bukti kuat,” ungkapnya.

Dia menambahkan walaupun hasil penelitian tidak seperti yang diharapkan, namun ini telah memberi kelegaan tentang kepastian apakah hydroxychloroquine bisa mengobati Covid-19 atau tidak.

"Berita ini, meskipun tidak positif,  telah melegakan bagi ribuan ilmuwan, dokter dan akademisi yang telah berteriak untuk bukti yang tepat apakah hydroxychloroquine bekerja sebagai obat Covid-19 atau tidak." rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA