Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Di Balik Peluncuran Bersejarah NASA-SpaceX Masih Ada Polemik Boeing Yang Belum Terpecahkan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 08 Juni 2020, 08:59 WIB
Di Balik Peluncuran Bersejarah NASA-SpaceX Masih Ada Polemik Boeing Yang Belum Terpecahkan
Boeing/Net
rmol news logo Bulan lalu, Amerika Serikat (AS) mencatatkan sejarah. Untuk pertama kalinya dalam sekitar satu dekade terakhir, AS berhasil mengirim dua astronotnya ke ruang angkasa dengan roket buatannya sendiri. Itu adalah hasil kerja sama NASA dan SpaceX.

Namun sebelum peluncuran bersejarah tersebut dilakukan, muncul persoalan yang masih belum terpecahkan yang melibatkan produsen pesawat raksasa, Boeing.

Sebelum menawarkan kerja sama misi pengiriman manusia ke ruang angkasa dengan SpaceX, NASA memang sudah terlebih dulu menawarkan Boeing. Sayangnya, SpaceX berhasil membangun roket Falcon9 yang baru-baru ini sudah meluncur ke ruang angkasa.

Menurut laporan Wall Street Journal (WSJ), seorang mantan pejabat tinggi NASA sedang diselidiki karena diduga memberikan panduan yang salah kepada Boeing terkait dengan tender agen untuk salah satu kontrak pendaratan di bulan NASA pada 2024.

Mantan pejabat tinggi tersebut diduga adalah mantan Associate Administrator Direktorat Misi Operasi dan Eksplorasi Manusia NASA, Doug Loverro.

Dikabarkan oleh Sputnik, Loverro mengundurkan diri pada 18 Mei, hanya beberapa hari sebelum peluncuran NASA-SpaceX. Pengunduran diri Loverro juga merupakan permintaan dari kepala NASA.

"Saya mengambil risiko seperti itu pada awal tahun karena saya menilai perlu untuk memenuhi misi kami. Jelas bahwa saya membuat kesalahan dalam pilihan itu," tulis Loverro dalam pesannya kepada staf NASA usai mengundurkan diri.  

WSJ menjelaskan, saat ini, Inspektur Jenderal NASA sedang mencari komunikasi antara pejabat Boeing dan Loverro. Investigasi akan melihat pada komunikasi antara kedua belah pihak dan penawar kedua di luar jam kontrak. Di mana Loverro diduga melanggar pedoman dan prosedur khas.

Para penyelidik juga sedang mencari informasi apa yang dipertukarkan dan apa motivasinya. Investigasi saat ini sedang menyelidiki apakah Boeing dapat menerima keuntungan yang tidak seharusnya karena komunikasi ini.

Pada awal tahun ini, Boeing diketahui kalah saing dengan SpaceX milik Elon Musk dan Blu Origin Federation LLC milik Jeff Bezos untuk mendapatkan kontrak pembangunan pendaratan yang diperlukan bagi astronot ke perukaan bulan.

Pada akhir April, NASA memilih tiga perusahaan untuk membangun pendarat untuk membawa astronot ke bulan pada 2024. Tiga perusahaan itu adalah SpaceX, Blue Origin Federation LLC, dan Leidos Holdings Inc.

Nerdasarkan kontrak, SpaceX menerima sebesar 135 juta dolar AS, Blue Origin Federation LLC mendapat 579 dolar AS, dan Leidos Holdings Inc. sebanyak 253 juta dolar AS. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA