Badan Intelijen Federal Argentina (AFI) mengungkapkan, ada puluhan jurnalis asing yang masuk ke dalam daftar. Selain itu, ada sekitar 100 akademisi, pebisnis, dan tokoh-tokoh terkemuka yang juga telah dimata-matai oleh Macri.
Dari temuan itu, AFI pada Minggu (7/6) telah menyerukan dilakukannya penyelidikan terhadap Macri.
"Pengaduan diajukan pada Jumat (5/6) dan besok (Senin, 8/6) semua bukti akan disajikan," ujar seorang sumber resmi yang tidak ingin diidentifikasi kepada
AFP.
Temuan daftar yang dimata-matai oleh Macri sendiri muncul dalam tiga berkas yang bernama "2017", "Wartawan G20", dan "Lain-lain". Dokumen-dokumen tersebut ditemukan di brankas kantor mantan direktur kontra intelijen AFI.
Pada 2017, Argentina menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Menteri ke-11 WTO. Setahun kemudian, Argentina juga menjadi tuan rumah KTT G20 ke-13.
Pengaduan terhadap Macri sendiri diajukan oleh Cristina Caamano, yang telah ditugasi oleh Presiden Alberto Fernandez untuk melakukan audit AFI sebagai bagian dari proses reorganisasi.
Selain Macri, Caamano juga telah meminta penyelidikan untuk dibuka terhadap mantan Direktur AFI, Gustavo Arribas dan wakilnya, Silvina Majdalani.
Dalam temuan, ditemukan informasi profil dalam daftar, termasuk preferensi politik, posting media sosial, simpati untuk kelompok feminis, atau konten politik dan/atau budaya.
Setiap profil ditandai dengan warna hijau, kuning atau merah. Warna-warna tersebut diduga merupakan indikasi yang bertujuan membantu kementerian urusan luar negeri dalam proses akreditasi untuk acara-acara WTO dan G20.
Ini bukan pertama kalinya Macri diselidiki karena dituduh sebagai mata-mata.
Saat ini, Macri juga sedang diselidiki karena memata-matai sekutu dan alwan politiknya selama masa kepresidenannya pada 2015 hingga 2019.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: