Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Penelitian Terbaru Buktikan Lockdown Efektif Rem Penularan Virus Corona

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Senin, 08 Juni 2020, 23:28 WIB
Penelitian Terbaru Buktikan <i>Lockdown</i> Efektif Rem Penularan Virus Corona
Salah satu daya tarik pariwisata di Paris, Perancis, Menara Eiffel sepi tanpa pengunjung saat pemerintah Perancis memberlakukan lockdown untuk mengerem penularan virus corona atau Covid-19/Net
rmol news logo Salah satu upaya yang ditempuh banyak negara di dunia di masa awal pandemi virus corona atau Covid-19 adalah dengan melakukan penguncian atau lockdown.

Langkah ini ternyata efektif dan memiliki dampak drastis pada penyebaran virus corona. Setidaknya di kawasan Eropa, merujuk pada penelitian terbaru yang dirilis awal pekan ini.

Para peneliti di Imperial College London menemukan bahwa lockdown berhasil memangkas jumlah rata-rata orang yang menularkan virus corona kepada orang lain menjadi 81 persen, serta menurunkan angka reproduksi, atau R, dari epidemi di bawah 1 di semua negara di Eropa yang mereka amati.

Ketika R kurang dari 1, epidemi menurun. Karena R kurang dari 1 berarti, setiap orang yang terinfeksi menularkan virus ke kurang dari satu orang lainnya.

Penelitian yang sama juga menemukan bahwa lockdown di Eropa yang memberlakukan pembatasan dan kontrol ketat pergerakan masusia, berhasil mencegah sekitar 3,1 juta kematian pada awal Mei lalu di Eropa.

Tim peneliti melakukan penelitian tersebut dengan cara mengumpulkan data tentang kematian akibat Covid-19 dari 11 negara Eropa termasuk Inggris, Italia, Perancis, Spanyol dan Jerman, dan bekerja mundur untuk menghitung tingkat penularan beberapa minggu sebelumnya serta untuk memperhitungkan jeda waktu antara infeksi dan kematian.

Di Inggris sendiri, sejak diberlakukannya lockdown akhir Maret lalu, ditemukan bahwa jumlah reproduksi epidemi Inggris berkurang dari 3,8 menjadi 0,63.

Model tersebut juga menunjukkan bahwa hingga 4 Mei lalu, antara 12 juta dan 15 juta orang telah terinfeksi virus corona. Tetapi beberapa negara terpukul jauh lebih keras daripada yang lain.

Menurut model yang sama, Belgia memiliki jumlah kasus per kapita terbesar di Eropa dengan 8 persen dari populasi yang terinfeksi, dibandingkan dengan hanya 0,46 persen dari Norwegia dan 0,85 persen dari Jerman.

"Model kami memperkirakan bahwa kami sangat jauh dari herd immunity (kekebalan kawanan)," kata seorang profesor statistik di Imperial dan rekan penulis dalam penelitian ini, Axel Gandy.

Herd immunity sendiri baru tercapai ketika cukup banyak orang yang kebal terhadap virus secara alami. Dalam kasus Covid-19, para ilmuwan meyakini bahwa lebih dari 70 persen populasi harus kebal terhadap virus corona agar herd immunity bisa tercipta.

"(Penelitian) ini memberi tahu kita bahwa kita harus sangat berhati-hati dan tidak melepaskan terlalu banyak dalam satu waktu karena Anda tidak memiliki kendali," kata Gandy, seperti dimuat The Guardian (Senin, 8/6). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA