Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Setahun Dimulainya Demonstrasi Pro-Demokrasi Hong Kong, Carrie Lam: Kita Tidak Sanggup Lagi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 09 Juni 2020, 11:28 WIB
Setahun Dimulainya Demonstrasi Pro-Demokrasi Hong Kong, Carrie Lam: Kita Tidak Sanggup Lagi
Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengenakan masker di tengah pandemik Covid-19/Net
rmol news logo Hong Kong sudah tidak mampu untuk menghadapi kekacauan lain setelah babak belur dihantam demonstrasi besar-besaran dan pandemik Covid-19.

Begitu yang disampaikan oleh Kepala Eksekutif Carrie Lam dalam sebuah konferensi pers pada Selasa (9/6), tepat setahun setelah dimulainya gelombang demonstrasi pro-demokrasi di Hong Kong yang dipicu oleh RUU Ekstradisi.

"Kita semua dapat melihat kesulitan yang telah kita lalui pada tahun lalu, dan karena situasi serius seperti itu, kita memiliki lebih banyak masalah yang harus dihadapi," papar Lam seperti dikutip Reuters.

"Kita perlu belajar dari kesalahan. Saya berharap semua anggota parlemen dapat belajar dari kesalahan, bahwa Hong Kong tidak sanggup dengan kekacauan seperti itu," sambungnya.

Tahun lalu, lebih dari satu juta oorang membanjiri jalan-jalan di Hong Kong untuk memprotes RUU Ekstradisi yang memungkinkan tahanan Hong Kong diekstradisi ke China daratan.

Para demonstran menganggap RUU tersebut telah menyalahi prinsip "satu negara, dua sistem" yang selama ini dipakai oleh China.

Demonstrasi kemudian terus berjalan meski Lam sudah menarik RUU tersebut.

Selama berbulan-bulan, demonstrasi meluas, para aktivis pro-demokrasi menuntut reformasi. Kesenjangan ekonomi dan sosial di Hong Kong pun menjadi bom waktu pada saat itu.

Demonstrasi di Hong Kong pada 2019 membuat pusat keuangan Asia tersebut babak belur.

Setelah jeda relatif dalam protes selama pandemik Covid-19, para demonstran telah kembali ke jalan dalam beberapa pekan terakhir.

Kali ini, para demonstran dibuat marah dengan UU keamanan nasional yang diberlakukan China di Hong Kong. UU tersebut dianggap menjadi gerbang bagi Beijing untuk masuk ke Hong Kong dan tidak mengindahkan "satu negara, dua sistem".

"Selama setahun terakhir, warga Hong Kong dan dunia telah menjadi saksi atas situasi yang memburuk di Hong Kong, dengan Beijing memperketat cengkeramannya atas kebebasan kota," ujar aktivis pro-demokrasi Hong Kong, Joshua Wong dalam akun Twitter-nya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA