Hal tersebut Abe sampaikan kepada parlemen pada Rabu (10/6), seperti yang dilansir dari
Reuters.
"Jelas, kami mengakui G7 memiliki misi untuk memimpin opini publik global," ujar Abe.
"Jepang ingin memimpin pernyataan bersama berdasarkan 'satu negara, dua sistem' di Hong Kong," tekannya.
Pada 28 Mei, Jepang telah mengeluarkan pernyataan yang secara independen yang menyatakan keprihatinan serius tentang langkah China untuk memberlakukan UU keamanan nasional di Hong Kong.
Itu hanya berselang sehari setelah parlemen China, Kongres Rakyat Nasional mengesahkan UU tersebut.
Jepang bahkan mengaku sudah memanggil Dutabesar China di Tokyo untuk menyampaikan pandangan terkait dengan Hong Kong.
Isu Hong Kong sendiri telah menarik perhatian banyak negara. Ketegangan Amerika Serikat dan China juga semakin diperkeruh dengan isu Hong Kong di mana Washington bahkan sudah mengeluarkan UU terkait demokrasi Hong Kong.
Inggris dan Prancis juga menyatakan dukungan terhadap prinsip "satu negara, dua sistem" di Hong Kong yang diperkirakan akan memudar jika China memberlakukan UU keamanan nasional.
Sementara itu, Jepang sendiri sebenarnya memiliki situasi yang sensitif. Pasalnya. Presiden Xi Jinping berencana untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Jepang pada April yang ditunda karena situasi Covid-19.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: