Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menanti Peran Sentral Jerman Di Tengah Pergulatan Rencana Aneksasi Tepi Barat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 10 Juni 2020, 16:10 WIB
Menanti Peran Sentral Jerman Di Tengah Pergulatan Rencana Aneksasi Tepi Barat
Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas/Net
rmol news logo Jerman tampaknya akan menjadi salah satu aktor sentral dalam isu aneksasi Tepi Barat yang akan dilakukan oleh Israel. Menteri Luar Negeri Heiko Maas bahkan mengesampingkan pandemik Covid-19 dan terbang ke Tel Aviv untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Kedatangan Maas dijadwalkan pada Rabu (10/6). Di sana, Maas akan bertemu langsung dengan Menteri Luar Negeri Israel, Gabi Ashkenazi dan pejabat Palestina secara virtual. Misinya adalah dengan tegas menolak rencana aneksasi Tepi Barat.

Di sisi lain, Ashkenazi yang merupakan seorang mantan kepala militer, mengatakan pemerintah Israel bermaksud untuk memajukan rencana perdamaian Timur Tengah Presiden Donald Trump. Salah satu implementasinya adalah aneksasi Tepi Barat yang rencananya akan mulai dilakukan pada 1 Juli.

Lalu, mengapa kehadiran Jerman sangat penting?

Mulai 1 Juli, Jerman akan mengambil alih kepemimpinan bergilir Uni Eropa. Jerman sudah menyatakan bahwa aneksasi merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan merusak peluang solusi dua negara.

Sebelumnya, Uni Eropa sudah memberikan kecaman terhadap rencana Israel untuk menganeksasi Tepi barat. Uni Eropa bahkan tengah mempertimbangkan sanksi bagi Israel jika rencana tersebut terwujud. Meski pertimbangan tersebut sulit dilaksanakan karena sedikit mustahil untuk mendapatkan suara bulat terkait sanksi Israel.

Hal yang paling emmungkinkan adalah mengecualikan Israel dari program pendanaan penelitian dan pengembangan, Horizon 2020. Israel diketahui telah menerima lebih dari 1 miliar euro dalam bentuk hibah sejak bergabung dengan program tersebut pada 2013.

Selain itu, Uni Eropa juga dapat menarik akses bebas bea Israel ke pasar Eropa tanpa memerlukan dukungan bulat dari negara-negara anggota, melansir Bloomberg.

Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair mengtaakan, rencana aneksasi Tepi Barat hanya akan menciptakan sumber ketegangan yang sangat signifikan antara Uni Eropa dan Israel. Walau sebenarnya ada negara-negara anggota Uni Eropa yang menjadi pendukung berat Israel.

Rencana aneksasi Tepi Barat sendiri merupakan isu yang sensitif bagi Uni Eropa dan sangat tidak bisa diterima. Itu karena bisa melemahkan klaim blok tersebut terhadap aneksasi Rusia atas Krimea dan pendudukan Turki di Siprus utara. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA