Lembaga kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa, UNESCO mengatakan, survei yang dilakukan oleh International Council of Museums (ICOM) terhadap hampir 1.600 museum di 107 negara, menunjukkan bahwa hampir semua museum di seluruh dunia ditutup akibat pendemi Covid-19.
Lebih dari 10 persen di antaranya mungkin tidak akan pernah lagi dibuka, sementara yang lainnya harus menunda proyek baru.
Lembaga besar, seperti Prado di Madris, mendapat 70 persen lebih pendapatannya dari penjualan tiket museum ke para turis. Ketika museum harus tutup berlama-lama karena wabah, itu berarti keuangan mereka terancam. Dampaknya akan terus terasa sampai beberapa tahun ke depan.
Asisten Dirjen UNESCO Ernesto Ottone Ramirez, menyampaikan keprihatinannya.
"Bahkan kehilangan satu museum, satu pusat budaya atau satu teater, akan mempengaruhi keanekaragaman," katanya, seperti dikutip dari
Reuters, Kamis (11/6).
Di Filipina, Indonesia, Montenegro, dan Irak, sejumlah proyek museum baru juga terhenti.
"Butuh waktu untuk mengembalikan kemajuan yang dihasilkan dalam 20 tahun belakangan," kata Ottone Ramirez.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: