Muyesser Yildiz, yang saat ini bekerja sebagai editor berita sebuah portal berita online OdaTV, ditahan sejak Senin (8/6). Namun, penangkapannya baru dinyatakan secara resmi pada Kamis (11/6) setelah dilakukan interogasi lebih lanjut terhadap jurnalis perempuan berusia 57 tahun itu.
Jurnalis lain dari stasiun TELE1, Ismail Dukel, juga ditahan dan diinterogasi bersama Yildiz. Laporan dari kantor berita Anadolu, menyebutkan Dukel kini telah dinyatakan bebas, seperti dikutip dari
Reuters, Jumat (12/6).
Seorang sersan tentara yang ditahan bersama mereka juga ikut ditahan tetapi belum ada keterangan terperinci soal ini.
Pengacara Yildiz belum berkomentar atas apa yang menimpa kliennya.
OdaTV adalah portal berita online yang kerap mengkritik pemerintahan Presiden Tayyip Erdogan. Turki memang dikenal sebagai negara yang kerap memenjarakan jurnalis.
Sejak upaya kudeta yang gagal pada Juli 2016, Turki telah mengambil tindakan tegas kepada siapa saja yang diduga sebagai anggota jaringan ulama Fethullah Gulen. Jaringan ini dituding menjadi dalang kudeta dan saat ini memiliki markas di Amerika Serikat.
Terkait hal itu, lebih dari 77.000 orang telah dipenjara dan sekitar 150.000 pegawai negeri sipil, personel militer, dan lainnya telah dipecat atau ditangguhkan.
Para kritikus mengatakan Erdogan telah menggunakan kudeta yang gagal itu sebagai dalih untuk menekan perbedaan pendapat dan memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan.
Tuduhan itu dibantah pemerintah Turki. Mereka berdalihlangkah-langkah semacam itu diperlukan untuk menjaga keamanan nasional.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: