Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kota Paling Mengerikan Di AS Ini Justru Jadi Pelopor Aksi Damai Saat Kasus Floyd

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 13 Juni 2020, 14:31 WIB
Kota Paling Mengerikan Di AS Ini Justru Jadi Pelopor Aksi Damai Saat Kasus Floyd
Kepala Polisi Metro Camden County (NJ) Joe Wysocki berbaris dengan penduduk dan aktivis Camden untuk memprotes kematian George Floyd/Net
rmol news logo Ketika para demonstran di seluruh Amerika Serikat menunjukkan kemarahannya atas kematian George Floyd, sebuah kota di New Jersey  terlihat tetap tenang. Mereka juga melakukan aksi protes tetapi dalam aksi yang damai.
 
Padahal, Kota Camden pernah menjadi kota yang paling berbahaya di Amerikat Serikat di mana sering terjadi peristiwa kejahatan.

Namun, Kapten polisi Zsakhiem James, memiliki cara untuk dapat membuat warganya yakin bahwa mereka tetap aman terlindungi dan aparat akan membantu mereka dalam setiap masalah mereka.

Zsakhiem melihat setiap pertemuan dengan penduduk sebagai peluang untuk membangun 'social currency'. Ini baik sebagai modal untuk mencegah atau menyelesaikan suatu kejahatan di masa depan.

Dalam turnya di Federal Street minggu ini, di sebuah kawasan bisnis di Camden, ia menyampaikan kepada dua perwira muda tentang pentingnya menjalin hubungan pribadi dengan masyarakat setempat.

"Kami mencoba untuk bertemu orang-orang di luar saat kami sedang bertugas, dan itu menjadi satu hal yang membantu kami membangun social currency, atau mata uang sosial. Dan untuk memiliki mata uang sosial ini orang melakukannya dengan menceritakan hal-hal yang akan membuat mereka tampak hebat di mata orang lain. Itulah modal kami. Kami dapat menarik kepercayaan dari masyarakat,” kata Zsakhiem, seperi dikutip dari Reuters.

Kejahatan di Camden, sebuah kota berpenduduk 74.000 di Sungai Delaware timur Philadelphia, telah turun sejak warga membubarkan pasukan polisi. Kota itu kemudian mengandalkan keterlibatan masyarakat dalam menangani segala sesuatu di Camden, yang kemudian para pejabat di sana mengatakannya sebgai reformas kepolisian.

Pada masa lalu, Camden telah lama dikenal sebagai kota industri. Namun, peredaran alkohol dan obat-obatan terlarang telah mengubah kota itu menjadi sarang mafia. Akibatnya juga, perekonomian kota anjlok, 44 persen warga hidup di bawah garis kemiskinan.

Dalam sepuluh tahun terakhir, warga Camden hidup dalam ketakutan. Perampokan bersenjata dan pembunuhan oleh para pecandu jadi momok. Penjahat bahkan nekat membakar rumah korbannya dan membunuh semua yang ada di dalam.

Namun, ketika penjuru Amerika rusuh, masyarakat di Camden melakukan aksinya dengan tenang dan damai.

Pasukan polisi di Camdem telah mendapatkan pujian dari mantan Presiden AS Barack Obama dan menarik perhatian sebagai model reformasi. Banyak bermunculan usul untuk mengadopsi cara Camden mengatasi kekacauan dan banyak yang ingin mengikuti jejaknya mereformasi kepolisian.  

Kapten Zsakhiem James berbagi penggunaan kebijakan kekuatan departemen, yang didirikan pada 2013 di Camden, kepada para pemimpin kementerian setempat. Dia mencatat bahwa departemen ingin transparan dan juga bertanggung jawab kepada masyarakat, jadi sesuatu seperti kekerasan yang dialami Floyd tidak terjadi di Camden.

Saat ini, dalam prosedur menangkapan penjahat, polisi Camden tidak mengizinkan meggunakan kekauatan 'chokehold' atau memiting leher dalam bentuk apa pun.

Pada akhir pekan ketika kerusuhan di AS dimulai, seorang pemilik salon rambut Camden mengorganisir protes terhadap kebrutalan polisi. Ia  menghubungi polisi Camden untuk mengatakan rencananya itu, termasuk kepada kepala desa, dan bertanya apakah mereka dapat bergabung dengan protes, dan mereka berbaris dengan para demonstran.

Di malam harinya di Camden segalanya tetap damai.

Protes warga Camden dengan polisi yang bergabung lebih dari sekadar foto-op, mencerminkan kepercayaan antara polisi dan penduduk kota. Sebelum semua ini, polisi dan komunitas Camden secara teratur melakukan "jalan damai," berjalan melalui lingkungan bersama, kadang-kadang berdoa sambil berjalan.

“Polisi Camden telah melakukan pekerjaan yang baik tidak hanya memastikan keselamatan publik tetapi juga membangun jembatan dengan masyarakat,” kata Ernest Grant II, pemimpin pendeta di Epiphany Camden dan seorang Afrika Amerika.

“Saya merasa polisi tidak memusuhi saya, atau dengan sengaja mencoba memicu kekerasan. Mereka merasa seperti penjaga dan pelindung,” ujarnya.

Sejak 2012 hingga 2017, Camden mencapai penurunan 26 persen dalam kejahatan kekerasan. Keluhan pasukan yang berlebihan di Camden telah turun 95 persen sejak 2014.

Pendekatan yang dilakukam kepada warga membuat Camden keluar dari tingkat kejahatan terburuknya, menjadi perhatian kelompok-kelompok kepolisian nasional dan akademisi yang mempelajari kepolisian.

Seorang warga, John Pike, 60 tahun, telah tinggal di Camden selama lima dekade. Ia mengatakan polisi melakukan pekerjaan yang lebih baik dengan melibatkan kaum muda dan merekrut orang-orang yang lebih baik.

Angka kejahatan di Camden masih ada, bahkan masih banyak. Itu menjadi PR kepolisian. Namun, bagaimana cara aparat menjalin kerja sama dengan baik kepada warganya itu yang selalu dilakukan.

Salah satu anggota kepolisian di Camden, Letnan Gabe Rodriguez, mengatakan aparat di Camden selama ini fokus pada hubungan masyarakat dan membatasi penggunaan kekuatan. Itu terbukti membuahkan hasil.

Dia mengatakan telah menarik pistolnya ratusan kali saat menjadi seorang perwira pada tahun 2003. Namun, saat ini dia ingat bahwa dia tidak pernah melakukannya sekali pun dalam 6 tahun terakhir.

"Turunkan de-eskalasi. itu kunciya," kata Rodriquez. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA