Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Di Tengah Ketegangan, Kim Yo Jong Kembali Buat Peringatan Untuk Korea Selatan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 14 Juni 2020, 09:59 WIB
Di Tengah Ketegangan, Kim Yo Jong Kembali Buat Peringatan Untuk Korea Selatan
Adik perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong/GettyImages
rmol news logo Adik perempuan Kim Jong Un sakaligus petinggi Partai Pekerja Korea (WPK), Kim Yo Jong, kembali memberikan peringatan kepada Korea Selatan yang dianggap telah meningkatkan ketegangan dengan membiarkan para pembelot mengirim propaganda.

Peringatan tersebut dilaporkan oleh kantor berita Korea Utara, KCNA pada Sabtu (13/6).

"Dengan menggunakan kewenangan yang telah disahkan oleh Pemimpin Tertinggi, partai, dan negara, saya memberikan instruksi kepada departemen yang bertanggung jawab atas urusan dengan musuh untuk secara tegas melakukan tindakan selanjutnya," ujar Kim Yo Jong yang dikutip media tersebut.

Tidak jelas apa yang dimaksud oleh "tindakan selanjutnya" oleh Kim Yo Jong. Namun sebelumnya, ia juga telah memperingatkan Korea Selatan untuk segera menghentikan tindakan permusuhan atau Korea Uatara akan melibatkan militer.

Meski begitu, sebenarnya, pernyataan Kim Yo Jong sendiri hanya berselang beberapa hari setelah Korea Selatan mengambil tindakan hukum kepada para pembelot yang selama ini telah mengirim beras dan selebaran propaganda anti-Utara di perbatasan.

Tindakan tersebut diambil oleh pemerintahan Presiden Moon Jae-in untuk menghentikan ketegangan dengan Korea Utara.

Pasalnya, selama beberapa waktu terakhir, Korea Utara mengatakan telah dibuat marah oleh para pembelot yang mengirimkan materi-materi tersebut dengan balon melewati perbatasan atau botol yang buang ke laut.

Aksi para pembelot tersebut juga telah membuat Korea Utara memutuskan untuk menghentikan komunikasi dengan Korea Selatan, termasuk memutus sambungan telepon antar-Korea selama sepekan terakhir.

Namun, para pakar mengatakan, Korea Utara tampaknya menggunakan masalaha selebaran propaganda untuk meningkatkan tekanan kepada Korea Selatan karena perundingan denuklirisasi yang macet dan sanksi yang belum juga dicabut.

"Selebaran adalah alasan atau pembenaran untuk meningkatkan taruhan, membuat krisis, dan menggertak Seoul untuk mendapatkan apa yang diinginkannya," ujar peneliti di Internatopnal Crisis Group yang merupakan sebuah organisasi nirlaba independen di Belgia, Duyeon Kim.

Menurut Duyeon Kim, Korea Utara merasa dikhianati dan disesatkan oleh Korea Selatan yang telah meyakinkannya bahwa AS akan mencabut beberapa sanksi setelah Pyongyang menutup lokasi reaktor nuklir.

"Mereka kecewa bahwa Seoul tidak melakukan apa pun untuk mengubah keadaan dan sekali lagi mengatakan Seoul agar tidak terlibat dalam perundingan nuklirnya dengan Washington," tambahnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA