Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dukung Protes Anti-Rasisme, Kedutaan Besar AS Di Seoul Bentangkan Spanduk 'Black Lives Matter'

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 14 Juni 2020, 13:20 WIB
Dukung Protes Anti-Rasisme, Kedutaan Besar AS Di Seoul Bentangkan Spanduk 'Black Lives Matter'
Spanduk 'Black Lives Matter' yang terbentang di kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Seoul/Net
rmol news logo Di tengah protes anti-rasisme yang dilakukan oleh warga Amerika Serikat (AS) kepada pemerintah, pemandangan menarik ditunjukkan oleh kantor Kedutaan Besar AS di Seoul.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Di depan kantor tersebut, sebuah spanduk besar membentang bertuliskan "Black Lives Matter" (BLM), tagline yang selama ini digunakan oleh para demonstran untuk menuntut penghapusan tindakan diskriminasi kepada warga kulit hitam dan minoritas lainnya.

Selain membentangkan spandung tersebut, pada Sabtu (13/6), kedutaan juga memberikan dukungan terhadap gerakan BLM melalui akun Twitter-nya.

"Kedutaan Besar AS berdiri dalam solidaritas dengan sesama warga Amerika yang berduka dan memprotes secara damai untuk menuntut perubahan positif," cuit kedutaan seperti dikutip Reuters.

"Spanduk #BlackLivesMatter menunjukkan dukungan kami untuk memerangi ketidakadilan rasial dan kebrutalan polisi ketika kami berusaha untuk menjadi masyarakat yang lebih inklusif dan adil," sambung cuitan tersebut.

Cuitan kedutaan kemudian dibalas oleh Dutabesar AS untuk Korea Selatan, Harry Harris melalui akun Twitter-nya.

"AS adalah negara yang bebas dan beragam. Dari keragaman itu kita memperoleh kekuatan," tegasnya.

Sejak memulai tugasnya di Seoul, Harris yang merupakan veteran Angkatan Laut AS memang kerap melakukan berbagai gebrakan.

Misalnya saja pada tahun lalu, ketika kedutaan membentangkan spanduk pelangi sebagai dukungan terhadap komunitas LGBTQ.

Sementara itu, protes anti-rasisme di AS yang diikuti oleh aksi yang serupa di berbagai penjuru dunia merupakan bentuk kemarahan atas meninggalnya pria kulit hitam, George Floyd, pada 25 Mei. Floyd meninggal setelah lehernya ditahan oleh lutut petugas polisi kulit putih, Derek Chauvin.

Meninggalnya Floyd kemudian membuka bagaimana rasisme telah mendarah daging dalam tubuh kepolisian, bukan hanya di AS namun juga negara lain. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA