Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Makam Bersejarah Umat Islam Dibongkar, Hanna Issa: Rasisme Terhadap Orang-orang Palestina di Israel Sudah Mendarah Daging

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 15 Juni 2020, 16:17 WIB
Makam  Bersejarah Umat Islam Dibongkar, Hanna Issa: Rasisme Terhadap Orang-orang Palestina di Israel Sudah Mendarah Daging
Aksi unjuk rasa menentang pembongkaran makam umat Islam di Israel/Net
rmol news logo Pembongkaran komplek pemakaman Muslim Al-Isaaf oleh Israel  telah menuai kecaman dan protes dari penduduk setempat. Jumat (12/6) lalu.

Para pengunjuk rasa mengawali aksi dengan sholat Jumat dan memulai pawai mengutuk keputusan Israel menghancurkan Pemakaman Islam Al-Isaaf yang terletak di utara kota Jaffa.

Dewan kota lalu memanggil polisi untuk menjaga aksi. Akibatnya, bentrokan dengan para pengunjuk rasa tak terhindarkan setelah polisi Israel menembakkan gas air mata dan menggunakan bom suara untuk melawan mereka.

The Jaffa List mundur dari koalisi dengan pemerintah kota Tel Aviv/Jaffa sebagai aksi protes.

Buldoser Israel memulai pembongkaran pemakaman pada hari Senin (8/6), dalam persiapan untuk membangun proyek perumahan baru. Pemakaman Al-Isaaf mencakup ratusan kuburan umat Islam yang dibaringkan di sana sebelum pendudukan Israel atas kota itu pada tahun 1948.

Sheikh Ekrima Sabri, imam Masjid Al-Aqsa, yang saat ini dilarang oleh Israel untuk memasuki Al-Aqsa, menyampaikan khotbah Jumat di lokasi pemakaman, seraya mengingatkan bahwa penggalian makam dilarang dalam Islam.

Sabri mengatakan  bahwa aksi tersebut dilakukan untuk menjaga martabat mereka yang sudah meninggal dan dikuburkan di tempat itu.

“membela kuburan adalah membela tanah, dan membela orang mati adalah membela hak yang sah,” ungkapnya seperti dikutip dari Arab News, Senin (13/6).

Anggota Parlemen Israel, Sami Abu Shehadeh mengutip pernyataan yang diposting di Facebook nya yang menyatakan dukungan kepada orang-orang Jaffa. Ia  memuji  The Jaffa list  yang memiliki keberanian untuk mundur dari koalisi dengan pemerintah kota Tel Aviv/Jaffa.

“melindungi situs suci kami di Jaffa bukan hanya hak tetapi juga tanggung jawab. Penghancuran pemakaman melanggar bagian dalam perjanjian koalisi, di mana pemerintah kota berusaha untuk melestarikan apa yang tersisa dari warisan arsitektur dan spiritual kita, dan sebagai penanda budaya serta sejarah kita,”katanya.

Abed Al-Kader Abu-Shehade, seorang anggota The Jaffa List, mengatakan bahwa perkembangan baru-baru ini atas pembongkaran pemakaman Muslim mencerminkan pelanggaran kotamadya terhadap perjanjian koalisi.

“Mengabaikan permintaan kami yang masuk akal dan upaya kami untuk mencapai penyelesaian,” katanya.

Hanna Issa, sekretaris jenderal Dewan Islam-Kristen untuk Yerusalem dan Tempat-tempat Suci, mengecam keputusan Israel  untuk menghancurkan kuburan umat Muslim.

Issa mengatakan bahwa rasisme terhadap orang-orang Palestina di Israel sudah mendarah daging dalam kebijakan dan praktik. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA