Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Isu Rasisme Kembali Digaungkan, Polisi-polisi Di Minneapolis Akhirnya Mengundurkan Diri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 16 Juni 2020, 06:53 WIB
Isu Rasisme Kembali Digaungkan, Polisi-polisi Di Minneapolis Akhirnya Mengundurkan Diri
Polisi di Minneapolis/Net
rmol news logo Polisi-polisi di Minneapolis kecewa. Isu rasisme digunakan untuk melemahkan posisi mereka, sementara kondisi yang sebenarnya tidak benar-benar seperti itu,.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Setelah kematian George Floyd dan Amerika Serikat diserang kerusuhan anti rasial yang begitu besar dan meluas selama beberapa minggu, publik kembali menyaksikan gelombang kemarahan berikutnya. Seorang pria kulit hitam, Rayshard Brooks, menjadi korban penembakan aparat polisi pasa Sabtu (14/6).
Kematian Brooks terjadi hampir tiga pekan setelah peristiwa George Floyd. Demonstrasi kembali berkobar.

Di tengah pandemik, Amerika seperti tidak henti diterjang amukan rakyatnya sendiri. Sekitar dua bulan lalu, aksi demontrasi terjadi di penjuru Amerika yang menolak karantina dan menuntut pencabutan kuncian. Aksi itu cukup mengkhawatirkan di saat upaya aparat menangani penyebaran virus corona.

Kemudian di minggu terakhir bulan Mei, Amerika diserang amukan massa karena peristiwa kematian George Floyd dan tuntutan penolakan rasisme. Kini, di pertengahan Juni, rakyat Amerika kembali marah atas kematian, lagi-lagi, pria kulit hitam karena tindakan aparat polisi.

Setelah semua itu, beberapa aparat polisi mengundurkan diri.

Ketua Serikat Polisi Seattle Mike Solan menekankan perlunya tindakan lebih keras, menyusul kekhawatiran akan terjadi gelombang kekerasan di kota lainnya, seperti kasus Floyd.

”Siapa pun harusnya prihatin, ini akan membesar ke seluruh negeri. Sangat jelas, pejabat terpilih Seattle kurang melakukan politik untuk menegakkan kepatuhan hukum. Ini seperti negara yang telah kehilangan hukum.”

Sebelumnya, pada awal Juni, puluhan Polisi telah mengajukan aksi mengundurkan diri setelah dua rekannya dipecat karena dianggap melakukan kekerasan kepada pendemo. Salah satu pendemo saat itu mengatakan, mereka seperti kehilangan arah karena tidak diperbolehkan bertindak apa pun padahal nyawa mereka sendiri tengah terancam.

Beberapa polisi telah menyatakan mengundurkan diri. Mike Solan belum bisa memastikan berapa banyak dan siapa saja yang berhenti.

Namun, Departemen Kepolisian Minneapolis (MPD) mengatakan bahwa lebih dari setengah lusin petugas polisi sedang dalam proses pengunduran diri, seperti dikutip dari Fox News.

Para pejabat MPD tidak menyebutkan secara spesifik apakah mundurnya mereka secara khusus karena kematian Floyd dan kerusuhan rasial, tetapi keputusan untuk berhentu dibuat baru-baru ini.

Pejabat MPD mengatakan sebagian petugas mengajukan berhenti dengan beberapa alasan.

Departemen kepolisian telah sering menghadapi tuduhan kebrutalan dan diskriminasi terhadap Afrika-Amerika dan minoritas lainnya, selama berpuluh tahun. Salah satu pejabat mengatakan, padahal mereka telah bekerja keras sebaik-baiknya.

Wakil Kepala Henry Halvorson mengatakan bahwa beberapa petugas meninggalkan pekerjaan tanpa mengajukan dokumen yang benar, menciptakan kebingungan tentang siapa yang masih bekerja dan siapa yang tidak.

"Kita perlu menyelesaikan proses untuk memastikan bahwa kita tahu siapa yang terus bekerja," tulis Halvorson. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA