Buku tersebut baru akan dirilis pada Selasa depan (23/6), namun beberapa media sudah mulai mengkutip isi buku kontroversial tersebut sejak Rabu (17/6).
Berdasarkan kutipan-kutipan yang diambil media dan dilansir
CNA, Bolton dalam bukunya, banyak menyindir Trump yang merupakan Raja Real Estate menjadi presiden.
Di sana, Bolton menggambarkan bagaimana kacaunya Gedung Putih di bawah kendali Trump. Bagaimana para pembantu tingkat tingginya mengucap janji setia namun mengejek sang presiden.
Salah satunya ketika KTT Trump dan Kim Jong Un pada 2018. Pada saat itu, berdasarkan kutipan, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyelipkan surat kepada Bolton yang berisi ejekan terhadap Trump.
"Dia (Trump) penuh omong kosong," tulis surat tersebut.
Selain Bolton, beberapa pembantu Trump dan wartawan Gedung Putih juga telah menerbitkan beberapa buku di belakang layar yang memberikan pernyataan kurang lebih sama.
Kendati begitu, buku yang dirilis oleh Bolton merupakan yang paling menarik mengingat jabatannya yang cukup tinggi pada saat itu. Di mana selama 17 bulan, Bolton mengabdi pada Gedung Putih hingga mengundurkan diri pada September 2019.
Salah satu buku yang menarik perhatian publik mengenai kisah presiden adalah yang dirilis oleh keponakan Trump, Mary Trump. Judulnya pun tidak tanggung-tanggung: "Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man". Buku tersebut dirilis pada 28 Juli.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: