Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bank Dunia: Perang Suriah Sebabkan Beban Utang Dan Kemiskinan, Terburuk Di Lebanon

Jumat, 19 Juni 2020, 12:37 WIB
Bank Dunia: Perang Suriah Sebabkan Beban Utang Dan Kemiskinan, Terburuk Di Lebanon
Seorang bapak mendorong sepedanya pasca ledakan yang menghancurkan wilatah tempat tinggalnya dalam perang Surih/Net
rmol news logo Perang Suriah yang tak kunjung usai telah merontokkan semua sendi kehidupan yang ada di negara itu, telebih sektor ekonomi yang menjadi salah satu nyawa suatu negara.

Bank Dunia dalam laporannya pada Kamis (18/6) mengatakan, satu dekade konflik di Suriah telah mencekik pertumbuhan ekonomi di antara negara-negara tetangganya dan mendorong tingkat kemiskinan yang lebih tinggi di Irak, Yordania, dan Lebanon.

Perang itu juga menyebabkan beban utang yang lebih tinggi, memburuknya pasar tenaga kerja, terutama bagi kaum muda dan perempuan, serta akses yang lebih terbatas ke layanan publik seperti perawatan kesehatan dan listrik.

Diperkirakan konflik yang telah berlangsung lama itu telah menyebabkan pengurangan tahunan dalam pertumbuhan ekonomi, 1,2 poin persentase di Irak, 1,6 poin persentase di Yordania, dan 1,7 poin persentase di Lebanon.

Pada periode yang sama, angka kemiskinan juga ikut meningkat di ketiga negara itu. Terburuk terjadi di Lebanon, di mana kondisi ekonomi semakin memburuk dalam beberapa pekan terakhir di tengah krisis mata uang.

“Dampak ekonomi keseluruhan dari konflik Suriah di Irak, Yordania, dan Libanon sangat tinggi dibandingkan dengan situasi serupa di tempat lain di dunia dalam beberapa dekade terakhir" kata Saroj Kumar Jha, direktur regional Bank Dunia untuk Mashreq, seperti dikutip dari Arab News, Jumat (19/6).

“Ke depan, komunitas internasional dapat mendukung stabilitas dan kemakmuran Mashreq jauh lebih efektif melalui strategi yang menggabungkan perspektif jangka menengah, alih-alih perbaikan cepat, dan fokus regional yang dibangun di atas hubungan lintas batas dan mengoordinasikan respons lintas batas.”

Laporan ini diterbitkan ketika AS memberlakukan sanksi yang paling luas terhadap Presiden Suriah Bashar Assad dalam upaya untuk meningkatkan tekanan pada rezim.

Dampak ekonomi dari perang telah dirasakan oleh negara-negara tetangga seperti goncangan demografis yang disebabkan oleh masuknya jutaan pengungsi yang menyebabkan jatuhnya pendapatan pariwisata.

“Pada puncaknya, para pengungsi melebihi seperempat dari populasi lokal di Yordania, Lebanon, dan Wilayah Kurdistan di Irak,” kata Bank Dunia.

Laporan itu mengatakan bahwa negara-negara kawasan sebagian besar tidak terlindungi dari guncangan ekonomi karena lemahnya jaring pengaman sosial yang sering menyebabkan ketergantungan pada perbaikan jangka pendek terhadap gangguan, seperti penggunaan generator diesel dan truk air.

Dalam laporan itu, ditemukan pula fakta bahwa anak-anak pengungsi menerima pendidikan 5,4 tahun lebih sedikit daripada rekan-rekan negara tuan rumah mereka di Lebanon, dan 3,7 tahun lebih sedikit di Yordania, yang sebagian besar didorong oleh rendahnya partisipasi di tingkat menengah dan tinggi.

Bank Dunia memperkirakan perolehan modal manusia dari menutup celah-celah ini dapat menambah pertumbuhan PDB sebesar 1,1 persen di Lebanon dan 0,4 persen di Yordania.

Laporan Bank Dunia menyerukan respons regional yang berfokus pada pembangunan konektivitas lintas batas yang katanya dapat memberikan hasil yang lebih baik di Mashreq. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA