Baku tembak terjadi di Neej, dekat kota utama Srinagar, wilayah yang dihuni oleh mayoritas Muslim. Serangan itu menyebabkan kematian seorang militan dan perselisihan sepanjang malam dengan dua lainnya yang bersembunyi di dalam sebuah masjid, kata para pejabat.
Untuk melawan dua orang yang bersembunyi di dalam mesjid, pasukan India tidak menggunakan senjata api, melainkan hanya menggunakan gas air mata.
“Pasukan keamanan menggunakan gas air mata di masjid dan kemudian menetralkan keduanya dari dalam,†kata inspektur jenderal polisi Kashmir Vijay Kumar dalam pernyataan Twitter, seperti dikutip dari
Arab News, Sabtu (20/6).
Petugas keamanan mengatakan, lima gerilyawan lainnya ditembak mati saat mereka bersembunyi di tempat penampungan bawah tanah di sebuah kebun apel di distrik Shopian.
Baku tembak juga memicu bentrokan antara pasukan pemerintah dan penduduk desa yang mendukung militan.
Kashmir dikuasai oleh India dan Pakistan sebagian dan diklaim oleh keduanya secara penuh. Sepotong kecil Kashmir juga dikuasai oleh China.
Sejak mereka dipartisi pada tahun 1947, kedua negara telah berperang tiga kali pada tahun 1948, 1965, dan 1971.
Beberapa kelompok gerilyawan di Jammu dan Kashmir telah berperang melawan pemerintah India untuk kemerdekaan atau penyatuan dengan Pakistan.
Menurut beberapa organisasi hak asasi manusia, ribuan orang dilaporkan tewas dalam konflik di wilayah tersebut sejak 1989.
Dalam sebuah pernyataan di bulan Maret, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mendesak pihak-pihak yang bertikai di seluruh dunia untuk meletakkan senjata mereka dalam mendukung perang melawan virus corona baru. Tetapi situasi di Kashmir yang dikelola India telah memburuk di tengah pandemik.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.