Mengapa?
Karena saat ini AS dan China, seperti dikatakan Trump pada Minggu (21/6), tengah melakukan negosiasi perdangan dengan angka yang luar bisa.
"Kami berada di tengah-tengah kesepakatan perdangan besar. Dan saya membuat kesepakatan hebat, pembelian senilai 250 miliar dolar AS," ujar Trump seperti dikutip
CNA.
Pernyataan Trump tersebut keluar ketika ia ditanya alasan tidak memberlakukan sanksi keuangan terhadap Partai Komunis, terkait dengan pelanggaran HAM di Xinjiang.
Para pejabat AS sebelumnya mengatakan kepada
Reuters bahwa sejak akhir 2018, pihaknya telah mempertimbangkan sanksi kepada para pejabat China, namun harus ditahan karena pertimbangan perdagangan dan diplomatik.
AS dan China saat ini sudah berada di bawah kesepakatan dagang Fase 1 pada awal tahun. Berdasarkan kesepakatan tersebut, China setuju untuk membeli setidaknya 200 miliar dolar AS produk AS selama dua tahun.
Sejak tahun lalu, AS sudah memberlakukan pembatasan impor pada beberapa perusahaan China dan larangan visa kepada beberapa pejabat China yang dianggap bertanggung jawab atas Xinjiang. Namun hingga saat ini AS belum memberlakukan sanksi keuangan yang lebih keras.
Pada pekan lalu, Trump sendiri sudah menandatangani UU terkait pemberian sanksi kepada China atas Xinjiang.
Di sisi lain, mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton, dalam bukunya yang baru akan dirilis, mengungkapkan, Trump sebenarnya mendukung Presiden China, Xi Jinping atas pembangunan kamp-kamp di Xinjiang.
Meski begitu, Trump dengan tegas membantahnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: