Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Baru Bahas Rencana Aneksasi Tepi Barat, AS Sebenarnya Masih Ragu Dengan Israel?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 23 Juni 2020, 09:21 WIB
Baru Bahas Rencana Aneksasi Tepi Barat, AS Sebenarnya Masih Ragu Dengan Israel?
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/Net
rmol news logo Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan membahas rencana aneksasi Tepi Barat oleh Israel pada pekan ini. Hanya sekitar sepekan sebelum rencana tersebut dijadwalkan dimulai, 1 Juli.

Mengutip seorang pejabat pada Senin (22/6), Reuters melaporkan, Dutabesar AS untuk Israel, David Friedman telah dipanggil ke Washington untuk bertemu dengan para pejabat lainnya. Termasuk Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, pejabat senior Gedung Putihm Jared Kushner dan utusan AS untuk Timur Tengah, Avi Berkowitz.

Presiden Donald Trump juga kemungkinan akan bergabung dalam pertemuan yang menentukan apakah AS akan memberi lampu hijau terhadap rencana tersebut.

"Pada akhirnya, ketika tim mendekati pemikiran tentang aneksasi ini, hal utama yang melintas di kepala kita adalah, 'Apakah ini sebenarnya membantu memajukan perdamaian?' Dan itulah yang akan membantu mendorong banyak diskusi," terang pejabat tersebut.

Rencana aneksasi Tepi Barat yang diumumkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sendiri diharapkan bisa dimulai pada 1 Juli, jika sudah mendapat lampu hijau dari AS.

Rencana tersebut merupakan implementasi dari rencana perdamaian Timur Tengah atau Kesepakatan Abad Ini yang diumumkan Trump pada awal tahun.

Kendati begitu, menurut sumber yang memahami persoalan tersebut, AS sendiri masih mempertimbangkan rencana aneksasi Tepi Barat oleh Israel.

Pertama, rencana Netanyahu tersebut tidak sesuai dengan rencana Trump.

Berdasarkan rencana Trump, Israel akan menyatakan kedaulatan atas beberapa pemukiman yang dekat dengan Yerusalem. Namun dari rencana Netanyahu, Israel akan menganeksasi 30 persen Tepi Barat.

Meski Trump tidak menutup diri terhadap aneksasi yang lebih besar, namun menurut sumber tersebut, rencana Netanyahu terlalu cepat sehingga bisa mematikan tujuan untuk membuat Palestina akhirnya "duduk" bersama.

Selain itu, rencana Netanyahu telah memicu gelombang protes yang luar biasa, termasuk dari Yordania dan negara-negara Teluk hingga Eropa.

Di sisi lain, AS sudah menegaskan bahwa mereka ingin rencana aneksasi tersebut telah mendapat konsensus dari pemerintahan persatuan Israel. Namun, Menteri Pertahanan Benny Gantz sendiri sampai saat ini enggan mendukung rencana Netanyahu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA