Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pakar: Kehadiran Militer China Di Perbatasan India Naik 1.500 Persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 25 Juni 2020, 12:43 WIB
Pakar: Kehadiran Militer China Di Perbatasan India Naik 1.500 Persen
Ilustrasi tentara China di perbatasan/Net
rmol news logo Pertempuran antara tentara India dan China di perbatasan semakin sengit. Bahkan, China diperkirakan sudah aktif mengerahkan militernya sejak beberapa waktu terakhir ke perbatasan.

Pakar ahli citra satelit dari Australian Strategic Policy Insititute, Nathan Ruser, menyebut, jumlah dugaan bangunan/tenda dan kendaraan China sepanjang satu kilometer dari Garis Kontrol Aktual (LAC) telah bertambah dari 3 menjadi 46 dalam sebulan terakhir. Artinya naik hingga 1.500 persen.

Melansir Sputnik pada Kamis (25/6), Ruser menganalisis gambar satelit yang menangkap Lembah Galwan di wilayah Ladakh pada 22 Mei hingga 22 Juni.

Pada periode yang sama, jumlah struktur di perbatasan bagian India menurun 80 persen, dari 84 menjadi 17.

India dan China sendiri telah bersitegang dan saling menyalahkan atas insiden yang terjadi pada 15 Juni, yang membuat sedikitnya 20 tentara India terbunuh.

Kementerian Luar Negeri China menyatakan, pertempuran pada 15 Juni di Lembah Galwan diawali oleh pasukan India yang melewati LAC. Sementara India pun menyatakan hal yang sama.

Sebelum pertempuran tersebut, pada awal Mei, kedua tentara juga sempat terlibat bentrokan. Kedua raksasa Asia tersebut kemudian sepakat untuk menyelesaikan permasalahan secara dialog dan melakukan de-eskalasi.

Sementara kedua belah pihak sepakat untuk mempertahankan dialog dan mempromosikan perdamaian dan ketenangan di perbatasan, ketegangan terus terjadi.

LAC sendiri merupakan garis perbatasan yang diciptakan setelah perang kedua negara pada 1962. Garis tersebut merupakan batas negara yang telah disepakati kedua belah pihak.

Sementara itu, Presiden Pemerintahan Tibet Pusat, Lobsang Sangay pada Rabu (24/6) memberikan pernyataan yang cukup mengejutkan.

Sangay menyebut, China memiliki kebijakan ekspansionis Lima Jari. Di mana China ingin menguasai Ladakh, Nepal, Bhutan, Sikkim, dan Arunachal Pradesh. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA