Melansir
Arab News, Kerajaan mengatakan, hanya 1.000 orang yang sudah tinggal di Arab Saudi yang dapat ikut melaksanakan ibadah Haji. Angka tersebut jauh dari tahun-tahun sebelumnya. Bahkan pada 2019, Arab Saudi menerima 2,5 juta jemaah Haji dari seluruh dunia.
Atas keputusan tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (24/6) mengapresiasi Arab Saudi.
"Ketika beberapa negara mulai membuka kembali masyarakat dan ekonomi mereka, pertanyaan tentang bagaimana mengadakan pertemuan sejumlah besar orang dengan aman telah menjadi semakin penting," ujar Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Ini terutama berlaku untuk salah satu pertemuan massa terbesar di dunia, ziarah tahunan Haji," sambungnya.
Menurut Tedros, keputusan Arab Saudi muncul berdasarkan penilaian risiko dan analisis berbagai skenario, sesuai dengan pedoman organisasi untuk melindungi keselamatan jemaah dan mengurangi risiko infeksi.
"Kami memahami bahwa itu bukan keputusan yang mudah untuk dibuat dan kami juga memahami itu adalah kekecewaan besar bagi banyak Muslim yang berharap untuk melakukan ziarah mereka tahun ini," katanya.
"Ini adalah contoh lain dari pilihan sulit yang harus dilakukan semua negara untuk mengutamakan kesehatan,"pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: