Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan Taro Kono pada Kamis (25/6), melansir Sputnik "Dewan Keamanan Nasional membahas masalah ini dan mencapai kesimpulan bahwa pengerahan Aegis Ashore di Akita dan Yamaguchi akan dibatalkan," ujar Kono pada pertemuan Partai Demokrat Liberal (LDP).
Pembatalan pemasangan Aegis Ashore sendiri cukup mengejutkan karena diumumkan secara tiba-tiba.
Namun pada pekan lalu, Kono mengatakan sistem pertahanan buatan AS tersebut sangat mahal dan tidak masuk akal. Di mana Jepang bisa menghabiskan anggaran sebesar 1,86 miliar dolar AS untuk pengerahannya.
Sementara dilaporkan Reuters, Kono mengatakan dengan uang tersebut, Jepang bisa mendapatkan senjata yang bisa meningkatkan pertahanan rudal balistiknya.
Aegis Ashore sendiri pada awalnya diperuntukkan untuk mempertahankan Jepang dari ancaman rudal balistik Korea Utara.
"Seharusnya tidak ada celah dalam pertahanan negara kami. Kami ingin mengadakan diskusi tentang langkah-langkah yang diperlukan," ujar Perdana Menteri Shinzo Abe pada pekan lalu.
Melihat pembatalan tersebut, seorang dosen Hubungan Internasional dan Kebijakan Luar Negeri Jepang di East Anglia University, Ra Mason mengatakan, langkah tersebut sejalan dengan kepentingan strategis jangka panjang Tokyo untuk mengurangi ketergantungan pada Washington.
"Secara politis, pemerintahan LDP Jepang saat ini ingin secara bertahap mengubah lingkungan keamanan regionalnya menjadi lebih mudah untuk membenarkan tindakan sepihak dan pengurangan ketergantungan jangka panjang pada AS," paparnya.
"Dalam hal itu, langkah tersebut sesuai dengan tujuan strategis jangka panjang Jepang," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News. Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: