Hal tersebut Pompeo sampaikan dalam acara virtual Brussels Forum 2020 pada Kamis (25/6).
"Kami akan memastikan bahwa kami memiliki postur yang sesuai untuk menghadapi PLA. Kami pikir itu adalah tantangan di periode kami, dan kami akan memastikan memiliki sumber daya yang memadai untuk melakukan itu," ujar Pompeo seperti dikutip
NDTV.
Pompeo mengatakan, pertimbangan itulah yang juga membuat Presiden Donald Trump mengurangi pasukan AS di Jerman dari sekitar 52.000 menjadi 25.000.
"Di tempat-tempat tertentu akan ada lebih sedikit sumber daya Amerika. Akan ada tempat-tempat lain, saya baru saja berbicara tentang ancaman dari Partai Komunis China, jadi sekarang ancaman ke India, ancaman ke Vietnam, ancaman ke Malaysia, Indonesia, tantangan Laut Cina Selatan, Filipina," terangnya.
Terkait perubahan-perubahan tersebut, Pompeo mengatakan pihaknya akan melakukan konsultasi penuh dengan semua mitra AS di seluruh dunia, terutama Eropa.
"Presiden Trump telah berbicara mengenai hal ini. Menteri (Pertahanan) (Mark) Esper akan berada di London hari ini dan di Brussels besok. Kami akan membicarakan rencana kami dan bagaimana kami berpikir untuk mewujudkannya," lanjut Pompeo.
"Tetapi Anda harus memahami hal ini, dan saya harap mitra Eropa kami juga akan memahami hal ini," imbuhnya.
China sendiri saat ini sedang memperluas pengaruh militer dan ekonominya dengan cepat di kawasan Indo-Pasifik. Termasuk dengan membangun dan memiliterisasi banyak pulau dan terumbu karang di Laut China Selatan dan Laut China Timur.
Beijing juga dianggap tengah berupaya untuk melakukan ekspansi ke wilayah Ladakh yang menjadi sengketa dengan India.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: