Perdana Menteri Tasmania Peter Gutwein mengumumkan pembukaan perbatasan itu pada Jumat (26/6) pagi waktu setempat, sambil memantau kemungkian-kemungkinan kasus virus antar wilayah.
Perbatasan Tasmania sementara ini terpaksa diperketat. Virus masih mengkhawatirkan, beberapa wilayah masih terdapat angka kasus baru, menurutnya. Perbatasan Tasmania telah ditutup sejak tiga bulan lalu.
Kasus virus corona di wilayah Victoria yang terus melonjak menimbulkan kekhawatiran bagi warga Tasmania. Seandainya perbatasan harus dibuka dalam waktu dekat pun, khusus akses dari dan ke Victoria tetap dilarang.
"Jika kita membuka perbatasan kita besok, kita tidak akan membukanya untuk Victoria," kata Gutwein, dikutip dari
7News, Jumat (26/6).
Ia akan terus memantau keadaan. "Kami akan melakukan tinjauan formal tentang situasi Victoria dalam dua minggu."
Victoria kini mencatat lebih dari 20 kasus baru di enam wilayah di pinggiran kota Melbourne yang dinyatakan sebagai 'hotspot' penularan.
Badan otoritas kesehatan di negara bagian Victoria yakin pertemuan keluarga menjadi penyebab meningkatnya penularan virus corona.
Sebagai responnya, Pemerintah Victoria memperketat kembali sejumlah peraturan untuk menekan angka penularan, termasuk jumlah orang yang bisa diundang ke rumah.
Sayangnya, walau angka kasus di Victoria masih cukup tinggi, Perdana Menteri Australia Selatan Steven Marshall tetap berencana melakukan pembukaan akses ke Victoria.
Perdana menteri mengatakan respons Victoria terhadap kasus-kasus baru itu mirip yang dilakukan Australia Selatan, yang melihat titik-titik panas berhasil dikunci ketika sejumlah kasus melonjak.
"Kami tetap berkomitmen untuk membuka perbatasan negara pada 20 Juli (untuk ke wilayah Victoria)," kata Marshall.
"Kami memiliki keyakinan bahwa mereka akan dapat mengatasi cluster yang mereka miliki saat ini," tepisnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.