Sebelumnya, Unilever cabang India dan Bangladesh sudah terlebih dulu mengumumkan keputusan tersebut dengan mengganti nama krim pemutih kulit demi berkomitmen dan menghormati semua warna kulit.
Unilever yang merupakan perusahaan Anglo-Belanda, memiliki pangsa pasar besar di Asia Selatan. Di India saja, Unilever dilaporkan mendapat 500 juta dolar AS pada tahun lalu.
Beberapa produk baru-baru ini memang dikritik dengan penggunaan kata yang dianggap berbau rasisme.
Johnson&Johnson pada pekan lalu mengumumkan akan berhenti menjual beberapa produk Neutrogena dan Clean&Clear. Termasuk produk yang berfungsi untuk menghilangkan bintik-bintik gelap pada kulit yang biasanya muncul di wanita Asia dan Timur Tengah.
Selain itu, beberapa perusahaan Amerika mengatakan akan mengubah identitas visual mereka. Misalnya Mars, yang mengatakan berencana untuk mengembangkan merek Uncle Ben dengan menggunakan karikatur seorang lelaki Afrika-Amerika sebagai logonya.
Protes anti-rasisme global saat ini dipicu oleh kematian warga kulit hitam Amerika, George Floyd pada 25 Mei 2020 di Minneapolis, Minnesota. Ia meninggal dalam penahanan seorang polisi kulit putih yang membuat warga geram dengan tindakan rasisme yang sudah mendarah daging di kehidupan masyarakat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News. Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.