Kovrig yang merupakan mantan diplomat dan Spavor, seorang pengusaha, ditangkap pada akhir 2018 oleh otoritas China.
Kanada sendiri menganggap penangkapan tersebut merupakan aksi balasan karena Ottawa telah menahan bos raksasa teknologi China, Huawei Technologies, Meng Wanzhou atas tuduhan penipuan. Ia ditangkap di Vancouver dengan surat perintah dari Amerika Serikat (AS).
Baru-baru ini, Meng dinyatakan akan diekstradisi ke AS yang memicu kemarahan China. Setelahnya, Beijing mengumumkan peradilan bagi Kovrig dan Spavor.
Menanggapi hal tersebut, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau meminta agar China tidak berlaku sewenang-wenang dan segera membebaskan dua warganya.
Melansir
Reuters, seruan yang sama juga dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Mike Pompeo.
Warga Kanada juga melakukan protes agar China segera membebaskan Kovrig dan Spavor.
Menanggapi hal tersebut, seorang perwakilan dari Kedutaan Besar China di Ottawa memberikan kritikan tajam pada Kanada. Kritikan tersebut diunggah di situs web pada Sabtu (27/6).
“Fakta-faktanya jelas dan bukti kuat dan memadai. Tuduhan apa yang disebut sebagai 'sewenang-wenang' dengan menahan warga Kanada sama sekali tidak berdasar," bunyi unggahan tersebut.
Perwakilan tersebut mengatakan, penahanan Kovrig dan Spavor tidaklah sewenang-wenang, namun penangkapan Meng lah yang demikian, sembari meminta agar Kepala Keuangan Huawei tersebut segera dikembalikan ke China.
"Berhentilah membuat pernyataan tidak bertanggung jawab atas kasus Michael Kovrig dan Michael Spavor, serta (berhenti) berikan tekanan pada China melalui diplomasi megafon," tekannya.
Istri Kovrig pada pekan ini telah meminta Menteri Kehakiman Kanada mempertimbangkan untuk ikut campur dalam kasus ekstradisi antara Meng dan suaminya.
Namun Trudeau mengatakan, menukar Meng untuk Kovrig dan Spavor akan melemahkan nilai-nilai dan sistem keadilan Kanada.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: