“Perang di Suriah memasuki tahun ke-10, yang merupakan jumlah waktu yang sama dengan WW1 dan WW2, yang luar biasa panjang,†kata Laerke.
Laerke mengatakan meskipun terjadi pengurangan pertempuran, situasi belum membaik bagi sebagian besar warga sipil Suriah. Sekitar 11 juta orang masih membutuhkan bantuan, perlindungan, dan dukungan PBB. Apalagi sejak terjadi pandemik Covid-19, keadaan ekonomi menjadi lebih di Suriah. Belum lagi disusul dengan naiknya harga pangan di negara itu.
"Telah terjadi pengurangan pertempuran (di Suriah), tetapi itu belum memecahkan masalah bagi sekitar 2,8 juta orang yang ada di sana yang membutuhkan dukungan kami,†kata Jens Laerke, juru bicara PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), seperti dikutip dari
Anadolu Agency, Minggu (28/6).
Dalam pernyatan tersebut, Larke juga menyebut peran Turki sebagai pemain kunci untuk membantu PBB menyalurkan bantuan ke Suriah.
“Untuk membantu mereka, Turki adalah pemain kunci,†katanya.
Bulan lalu, 1.800 truk bermuatan bantuan melintasi perbatasan dari Turki ke Idlib, Suriah barat laut, kata Laerke.
“Tahun ini, PBB perlu dana sebesar 3,8 juta dolar AS untuk membantu Suriah, dalam bentuk tempat tinggal, makanan, dan layanan kesehatan,†tambahnya.
Suriah telah dirusak oleh perang saudara sejak awal 2011 ketika rezim Assad menindak demonstran pro-demokrasi negara itu.
Menurut perkiraan PBB, ratusan ribu orang telah terbunuh dan lebih dari 10 juta orang terlantar akibat perang saudara berkepanjangan di Suriah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: