Dalam acara yang berlangsung secara vicon itu, Josep Borrell berterima kasih kepada Turki karena mau menampung para pengungsi Suriah.
“Peran Turki dalam membantu para pengungsi sangat positif,†katanya, dikutip dari
AA, Selasa (30/6).
“Rezim Suriah perlu memahami bahwa mereka harus benar-benar terlibat dalam negosiasi politik,†kata Borrell, seraya menegaskan bahwa UE hanya dapat menerima negosiasi intra-Suriah yang dipimpin PBB di Jenewa, bukan operasi militer.
“Rezim perlu menghentikan penindasan rakyatnya, maka kita bisa bicara normalisasi," jelas Borrell.
Selain kepada Turki Borrell juga berterima kasih kepada Libanon, Yordania, dan Irak karena menampung jutaan pengungsi Suriah.
Berbicara tentang Turki, diplomat top Uni Eropa mengatakan negara itu telah membawa ‘beban besar’ dengan merawat lebih dari 3,5 juta orang di wilayahnya selama beberapa tahun.
Dia menambahkan bahwa Uni Eropa menghargai upaya-upaya juga yang menjadi alasan bagi UE untuk menyetujui tambahan dana sebesar 485 juta euro atau setara dengan 545 juta dolar AS untuk transfer tunai bulanan dan program sekolah pada tahun 2020.
Menurut Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, para pengungsi dan negara tuan rumah membutuhkan dukungan lebih lanjut dari komunitas internasional untuk melanjutkan program-program bantuan yang ada. Ia juga memperingatkan bahwa tanpa bantuan lebih lanjut semua pencapaian dalam program sekolah atau pekerjaan mungkin akan sia-sia.
Menurut PBB, ada ratusan ribu orang yang telah terbunuh dan lebih dari 10 juta lainnya mengungsi akibat perang saudara yang terjadi di Suriah sejak awal 2011 lalu.
Turki adalah negara tuan rumah terbesar bagi para pengungsi Suriah dan telah memberikan perlindungan internasional kepada 4 juta orang yang melarikan diri dari negara tetangganya itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: